Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Al Quran: Pedoman Menuju Keberuntungan Sejati

12 Maret 2024   05:54 Diperbarui: 12 Maret 2024   06:29 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al Quran: Pedoman Menuju Keberuntungan Sejati
radarbanyumas.disway.id

1. Beriman Kepada yang Gaib 

Keimanan kepada yang gaib merupakan salah satu pilar fundamental dalam Islam yang tercermin dalam ciri-ciri orang-orang yang bertakwa. Ini menandakan bahwa individu yang bertakwa tidak hanya mempercayai eksistensi hal-hal yang dapat diamati secara fisik, tetapi juga memiliki keyakinan yang kuat terhadap hal-hal yang berada di luar jangkauan indera manusia, yang dikenal sebagai yang gaib. Termasuk dalam hal ini adalah keyakinan kepada Allah SWT, para malaikat, surga, neraka, dan hari akhir. Keimanan kepada yang gaib menunjukkan kedalaman iman seseorang dalam ajaran Islam. Ini mencerminkan kemampuan untuk mengakui dan mempercayai hal-hal yang tidak dapat dipahami secara langsung oleh indera manusia, tetapi diyakini melalui wahyu ilahi dan petunjuk agama.

Dalam Islam, keimanan kepada yang gaib menunjukkan keterhubungan yang erat antara manusia dan penciptanya. Keyakinan ini memperkuat ikatan spiritual seseorang dengan Allah SWT dan mencerminkan kesadaran akan kekuasaan-Nya yang meliputi segala hal, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Selain itu, keimanan kepada yang gaib juga memperkuat kesadaran akan akhirat. Keyakinan akan adanya surga sebagai balasan bagi kebaikan dan neraka sebagai hukuman bagi kejahatan mendorong individu untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah SWT dan menjauhi segala bentuk maksiat. Dengan demikian, keimanan kepada yang gaib bukan hanya menjadi aspek esensial dalam kehidupan spiritual seseorang, tetapi juga merupakan fondasi yang kokoh dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh. Ini memperlihatkan bahwa orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang memiliki keyakinan yang teguh tidak hanya pada hal-hal yang dapat dilihat dan diraba, tetapi juga pada yang gaib, yang merupakan inti dari keseluruhan keimanan dan ibadah dalam Islam.

immimpangkep.ponpes.id
immimpangkep.ponpes.id

2. Menegakkan Shalat 

Shalat adalah ibadah yang menjadi pondasi utama dalam agama Islam. Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menjunjung tinggi nilai dan pentingnya shalat dalam kehidupan mereka. Mereka selalu berusaha untuk menjaga pelaksanaan shalat dengan sungguh-sungguh, baik dari segi waktu, kualitas, maupun kekhusyu'an. Dalam Islam, shalat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengingat-Nya, dan memperkuat ikatan spiritual antara hamba dan Tuhannya. Orang-orang yang bertakwa memahami bahwa shalat bukan hanya merupakan kewajiban formal, tetapi juga merupakan ungkapan kesetiaan dan pengabdian kepada Allah SWT.

Mereka yang bertakwa menghargai waktu shalat dan berusaha untuk melaksanakannya tepat waktu, sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Mereka juga memperhatikan kualitas shalat mereka, yaitu dengan melakukan rukun dan syarat-syarat shalat dengan penuh konsentrasi dan khushu' (kekhusyu'an). Mereka menyadari bahwa kualitas shalat mereka tidak hanya dilihat dari aspek fisik, tetapi juga dari aspek spiritual, yaitu seberapa khusyu' dan fokus mereka dalam berkomunikasi dengan Allah SWT. Selain itu, orang-orang yang bertakwa juga memahami bahwa shalat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga merupakan sarana untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas spiritual. 

Oleh karena itu, mereka berusaha untuk melaksanakan shalat dengan penuh kesadaran, ketundukan, dan kerendahan hati, serta berupaya untuk memperbaiki kualitas shalat mereka secara terus-menerus. Dengan menjaga shalat dengan baik, baik dari segi waktu, kualitas, maupun kekhusyu'an, orang-orang yang bertakwa mengukuhkan hubungan mereka dengan Allah SWT dan memperoleh keberkahan serta kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Shalat menjadi tiang kokoh dalam membangun fondasi spiritual dan moral dalam kehidupan mereka, serta menjadi bukti nyata dari ketakwaan dan ketaatan mereka kepada Allah SWT.

gramedia.com
gramedia.com

3. Menginfakkan Sebagian Rezeki 

Infaq merupakan salah satu bentuk amal yang menunjukkan ungkapan syukur atas nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang selalu menyisihkan sebagian rezeki yang diberikan Allah untuk diinfakkan di jalan-Nya. Dalam ajaran Islam, infaq memiliki makna yang mendalam sebagai wujud kepedulian dan keikhlasan dalam berbagi rezeki dengan sesama. Ini tidak hanya mencakup pengeluaran harta dalam bentuk zakat dan sedekah wajib, tetapi juga mencakup sumbangan sukarela untuk membantu orang-orang yang membutuhkan atau untuk mendukung berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun