Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menembus Tabir Hakikat: Sebuah Refleksi Ramadan dari Buku "Fihi Ma Fihi"

16 Maret 2024   16:31 Diperbarui: 17 Maret 2024   03:08 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menembus Tabir Hakikat: Sebuah Refleksi Ramadan dari Buku "Fihi Ma Fihi"
gramedia.com

Oleh karena itu, Ramadan menjadi kesempatan yang berharga untuk meningkatkan kesadaran spiritual, merenungkan hakikat diri, dan memperdalam hubungan kita dengan Allah. Dengan mempraktikkan ajaran Rumi dalam Fihi Ma Fihi, kita dapat mengalami Ramadan dengan lebih bermakna dan mendapatkan keberkahan serta ampunan yang melimpah dari Allah.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Ramadan tahun 1445 Hijriah menjadi momen yang penting dalam perjalanan spiritual umat Islam. Dengan mengambil inspirasi dari pemikiran Jalaluddin Rumi dalam karyanya "Fihi Ma Fihi," bulan suci ini menjadi ajang untuk merenungkan hakikat diri, menemukan kesatuan dalam keragaman, dan membangkitkan cahaya ilahi yang ada dalam diri. Puasa Ramadan bukan hanya sebagai kewajiban ritual, tetapi juga sebagai kesempatan untuk melampaui batas-batas lahiriah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam pemikiran Rumi, kerinduan manusia kepada Allah adalah inti dari kesatuan yang menghubungkan kita semua. Puasa Ramadan mengajarkan kita untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam kenikmatan duniawi, tetapi dalam kedekatan dan ketaatan kepada Allah. Ramadan juga memperkuat kesadaran akan kebersamaan dan persatuan dalam keragaman umat manusia.

Dengan demikian, Ramadan bukan hanya sebagai bulan yang penuh berkah dan ampunan, tetapi juga sebagai waktu istimewa untuk kembali kepada fitrah dan menemukan kebahagiaan sejati melalui hubungan yang erat dengan Allah. Melalui praktik ibadah dan refleksi spiritual yang mendalam, umat Islam diingatkan untuk menjalani Ramadan dengan penuh kesadaran akan hakikat diri dan tujuan hidup yang lebih tinggi, serta mendapatkan keberkahan serta ampunan yang melimpah dari Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun