Mengenal Hijir Ismail dan Bagian dari Bangunan Ka'bah
1. Ketika tawaf pada putaran terakhir mulai dari pintu Ka'bah berjalan mulai menyamping ke arah kiri, semakin ke kiri sehingga ketika sampai pada tembok Hijir Ismail
2. Sambil terus berputar tangan kiri kita memegang tembok sambil terus bergerak maju ke arah pintu Hijir Ismail, dan ketika ada kesempatan untuk masuk maka dengan sekuat tenaga kita usahakan untuk masuk.
3. Memperbanyak membaca Sholawat supaya diberi kemudahan oleh Allah SWT.
4. Setelah masuk Hijir Ismail usahakan untuk salat sunah 2 rekaat dengan di pagari oleh rekan sesama jamaah, begitu selesai salat maka gantian rekan jamaah lain salat sunah kita yang melindungi dari dorongan jemaah lainnya.
Talang Emas di Ka'bah (Mizab)
Ketika kita sudah ada di Hijir Ismail dan melihat bangunan Ka'bah di atas terdapat Talang (tempat keluarnya air hujan) yang berwarna kuning keemasan, itulah yang dikenal dengan nama Talang Emas (Hizab), Bangunan ini bukan bangunan asli Ka'bah, tapi di bangun oleh Kesultanan Turki Usmani (Sultan Abdul Majid Khan) dan disempurnakan oleh Raja Fahd Bin Abdul Azis dari Arab Saudi, Talang emas yang penulis saksikan di ka'bah tahun itu adalah Talang Emas yang ke-12 sejak pertama kali di bangun.
Talang Emas (Mizab) merupakan talang air yang terletak di bagian tembok atas Ka’bah, tepat berada di atas Hijr Ismail. Talang ini dibuat untuk membuang genangan air dari atap jika terjadi hujan atau sewaktu proses pencucian Ka’bah. Talang air ini memiliki panjang 1.95 m, tinggi 23 cm dan lebarnya 26 cm. talang ini berbahankan tembaga yg dilapisi emas, sehingga disebut “Talang Emas”.
Banyak yang bisa kita nikmati dan saksikan ketika kita berada di Masjidil Haram, yang bisa penulis ceritakan, pada artikel yang akan datang Insya Allah penulis akan cerita tentang Hajar Aswad, Sumur Zam-Zam, Makam Ibrahim dan lainnya, semoga pembaca berkenan, dan kita diberi kesempatan oleh Allah untuk datang kembali untuk menunaikan ibadah haji satu umrah di waktu yang akan datang.
Semoga bermanfaat , 09 April 2023//18 Ramadan 1444 H
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana