Tempe Menjes Goreng Menjadi Makanan Favorit Anak Kost Mahasiswa GADEO
Jika berbicara tentang anak kost saya harus mengingatkan kembali saat kuliah dahulu. Ada dua kata yang sampai saat ini tak pernah hilang dari ingatan yaitu GADEO dan MENJES
Istilah "GADEO" merupakan kata plesetan yang berasal penjual jajanan langganan kami. Namanya Mbok Poni. Saat ini beliau sudah Almarhumah. Semoga beliau mendapat tempat yang terbaik disisiNya. aamiin.
Saat itu saya adalah mahasiswa D2 PGSD IKIP Malang angkatan pertama (1990) Setelah kegiatan pengenalan kampus (OSPEK) usai, sebagian mahasiswa di tempatkan ke kampus yang dulu bekas bangunan SGO (Sekolah Guru Olahraga) terletak di Jln Ki Ageng Gribig Malang. Di di situlah saya mencari tempat kost.
Mahasiswa PGSD IKIP Malang yang berlokasi di Jln. Ki Ageng Gribig menjadi populer di kalangan kami dengan sebutan mahasiswa GADEO Engkip Malang. GADEO asal kata SGO. Kok... bisa? Terlanjur salah kata lanjutan juga terpeleset juga he.. he..
Jajanan favorit kami adalah tempe menjes goreng. Rasa kriuk sangat enak terasa sekali di lidah dan harganya sangat murah. Apalagi sebagai anak kos harus super hemat agar jatah uang yang diberi dari orang tua cukup.
Nama Mbok Poni sangat familiar, bahkan sampai sekarang di grup whatsapp alumni masih menjadi perbincangan sebagai kenangan. Mbok Poni sangat berjasa bagi kami. Jika kita berbicara tentang menjes pasti ingatan tertuju sama Mbok Poni. Bahkan teman saya yang bernama Mbak Asih kena batunya, oleh kawan-kawan di juluki dengan panggilan Menjes. "Hallo..Mbak Asih.. Salam dari Sampit". Semoga beliau membaca tulisan saya.
Saat bulan puasa tiba, menu makan kami tidak berbeda dengan hari-hari biasa. Jajanan menjes goreng menjadi favorit. Sebagai penyerta ada kolak ubi semangkuk saat itu seharga Rp 50,- yang merupakan produk Mbok Poni.
Kami menempati kos yang berisi 4 orang yang terdiri dari 2 kamar. Kebetulan rumah kos kami, ibu kos bekerja di pabrik sehingga jarang dirumah. Jadi peralatan masak kami dilarang membeli dan dianjurkan untuk menggunakan punya beliau.
Untuk menyiapkan makan berbuka puasa saya dan teman sekamar masak bersama. Begitu juga kawan yang mendiami kamar sebelah. Yang menjadi berbeda kami berdua tidak pintar masak. Lagi ..lagi menjes goreng yang menemani. Kadang-kadang kami menggoreng tempe.
Tempe khas Malang padat dan enak. Sayur-sayuran yang sering kami masak pun adalah sayur sop, karena cara mengolahnya simpel. Namun kami juga sering memasak sayur lodeh ala Trenggalek. Masakan khas di kampung saya.
Kota Malang menjadi kenangan. Walaupun saya anak kos namun tidak dianggap sebagai anak kos. Saat berbuka puasa sering kali mendapat hantaran makanan dari rumah tetangga ibu kos. Bahkan setiap kalo ada acara makan-makan kami sering diundang. Jamaah mushola Ustad Subaweh menjadi tali pengikat. Terakhir saya mendengar sudah almarhum. Semoga Amal beliau diterima disisiNya.. Aamiin
Tempe menjes telah menjadi makanan favorit anak kos tahun 90an.Sekarang sudah ganti generasi. Anak saya yang kuliah di Malang tidak pernah lagi cerita tentang Menjes. Apa khabar Tempe menjes masih menjadi favorit atau sudah ditinggalkan terkikis dengan makanan yang menggunakan lisensi? Semoga tidak. Salam.. Menjes untuk warga Gribig, saya yang dari Sampit, he.. he..