Menua di Tapal Batas
Tigapuluh tahun lalu ketika
Segenggam batu mustika disematkan
Di atas tugu perbatasan
Antara Talun dan Kuala
Engkau kulepas pergi
Menyongsong mimpi
Mimpi seorang ibu untuk anak satu-satunya .
Mimpi seorang istri untuk suami tercintanya
Mimpi seorang anak gadis untuk ayah tempat berpangku
Bercengkrama
Dalam cinta yang sederhana
Surat pertama dengan selamat telah tiba
Surat kedua sudah bekerja
Surat ketiga lebaran tak bisa pulang
Lalu selembar wesel untuk beli baju lebaran
Serta Ketupat sayur lodeh nangka muda
Kau kirim juga
Kartu Lebaran tulisan tangan terukir di kertas photo gosong
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1415
Maa, Ayah pindah kerja, nanti dikabari
Kata-katamu di Telegram waktu itu
Ternyata itu yang terahir ayah kirim berita
Ayah, ini sudah lewat dua minggu hari raya 1445
Anak gadismu telah memberimu seorang cucu yang cantik
Cucu yang ketiga
Menantumu memberi nama
Maharani Mustika
Satu lagi ayah
Mushala yang ayah rintis dulu
Sekarang menjadi masjid dan madrasah
Menantumu yang jadi imamnya