Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka
Filosofi "Karambia" sebagai Kerangka Sabar dari Buya Ristawardi
Seperti apapun cara pemetikannya baik dibantu dengan bantuan seekor beruk, maupun dengan cara dijuluk dengan tongkat, maupun diikatkan terlebih dahulu ke tali baru kemudian diturunkan pelan-pelan. Semua itu tidak mungkin terjadi.
Jika sebuah kelapa jatuh di tanah yang keras, maka kulitnya akan merasakan sakit yang teramat sakit. Sedangkan kalau jatuh di tanah yang lembek atau jatuh ke lumpur, maka kelapa akan terbenan semuanya kedalam lumpur tersebut.
Apakah selanjutnya manusia mau mengeluarkan kelapa yang terbenam ke dalam lumpur tadi? Ya tentu tetap akan dikeluarkan oleh manusia. Tapi apakah akan dikeluarkan secara baik-baik? Kebanyakan yang terjadi adalah sebuah kelapa berlumpur itu akan diambil dengan cara dihujamkan benda tajam atau runcing kepadanya. Kalau kita bertukar posisi menjadi sebuah kelapa, sudah tahu kan seperti apa sakitnya tertancap benda tajam atau runcing? Menyedihkan sekali.
Ketika buah kelapa sudah dikeluarkan dari lumpur, maka selanjutkan manusia akan membuka lapisan kulitnya yang tebal dan sangat keras itu dengan menggunakan peralatan tajam seperti menggunakan kampak.
Kulit kelapa yang keras dan tebal itu dibuang hingga hanya menyisakan lapisan atau bagian tempurungnya yang berbentuk bulat seperti bola itu. Bagian tempurung ini merupakan bagian yang keras untuk melindungi daging kelapa yang berwarna putih yang terdapat di dalam tempurung tersebut.
Kita keadaannya sudah dalam bentuk tempurung yang sudah dipisahkan dari kulitnya yang kerasa dan tebal di bagian luar, apakah tempurung akan dibawa ke dalam rumah lalu disimpan secara baik-baik dalam lemari atau tempat penyimpanan lainnya?
Ternyata tidak sama sekali. Selanjutnya manusia akan memarut daging yang terdapat dalam tempurung kelapa ini. Kelapa dalam rupa tempurung akan dibawa ke dapur. Kemudian setelah sampai di dapur, tempurung kelapa akan dipecahkan menggunakan kampak atau benda keras lainnya sehingga terbagi menjadi dua bagian. Seperti buah pinang yang terbelah dua.
Dalam kondisi seperti ini, apakah ia pernah menjerit kesakitan dengan mengatakan "aduh"? Kelapa hanya diam. Kelapa hanya sabar menahan sakit ini.
Apakah penderiataan dan kesakitan ini sudah berakhir? Oh tunggu dulu. Masih ada penderitaan-penderitaan selanjutnya yang jauh lebih menyakitkan tentunya.
Selanjutnya, manusia akan mengambil atau memisahkan daging yang melekat pada tempurung kelapa ini menggunakan alat parut. Daging kelapa akan dipisahkan dari tempurungnya menggunakan mesin yang bagian pengkukur atau parutannya ini adalah sangat tajam dan runcing. Sebelum semua bagian daging ini terpisah dari lapisan tempurung, kelapa tidak akan berhenti menahan sakit yang diterima dari alat parut itu.
Ketika semua bagian daging ini sudah terpisah dari tempurung, setelah itu manusia akan memeras santannya dengan terlebih dahulu disiramkan ke air panas. Agar mudah dalam proses pemerasan untuk mengeluarkan intisari berupa santan ini.