Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Artikel Utama

"Bakumpua di Rumah Bako" Tradisi Minang yang Tak Lekang

3 Mei 2022   17:05 Diperbarui: 4 Mei 2022   11:15 3719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Bakumpua di Rumah Bako" Tradisi Minang yang Tak Lekang
Kehangatan yang tercipta pada saat Bakumpua di Rumah Bako (Dokpri)

Tahun lalu kami masih menjalankan tradisi ini. Bahkan 2 tahun sebelum ini masih dijalankan. Sedangkan untuk momen lebaran tahun ini pun masih tetap dijalankan dengan baik.

Karena baru semalam kami telah berkumpul di rumah paman dan bako kami. Suatu momen yang sangat kami tunggu-tunggu setiap hari raya tiba. 

Seperti yang kami sampaikan diatas bahwa setiap keluarga punya kebiasaan tersendiri yang biasa dilakukan pada saat momen bakumpua di rumah bako ini.

Untuk di keluarga kami sendiri, yang menjadi kebiasaan adalah sesi santap makan malam bersama. Menu andalan yang selalu disiapkan oleh keluarga bako kami adalah menu "ukuik itiak". 

Salah satu momen kebersamaan dirumah bako dengan makan bersama (Dokpri)
Salah satu momen kebersamaan dirumah bako dengan makan bersama (Dokpri)

Ukuik itiak ini merupakan salah satu menu masakan khas dari daerah Limo Puluah Kota, di Sumatera Barat. Untuk tampilan dan bahan-bahannya hampir sama dengan menu "itiak lado ijau" (baca: itik/bebek cabe hijau) yang juga merupakan salah satu menu masakan Minang yang sudah cukup terkenal. Tapi cara memasak dan resep lain ketika memasak ukuik itiak ini ada yang membedakannya dengan itiak lado ijau. Apa bedanya? Ups, tak akan saya bahas untuk sesi kali ini. Karena kita fokus dulu ke tradisi"bakumpua di rumah bako" dulu ya.

Kemudian setelah sesi makan malam bersama ini, akan dilanjutkan lagi dengan acara kumpul-kumpul semua anggota keluarga untuk membahas berbagai hal dan topik kekinian. Seperti masalah yang dihadapi oleh kemenakan.

Seperti yang terjadi malam tadi. Dimana telah terjadi sedikit perselisihan paham antara dua orang kemenakan. Sepertinya mereka memang tidak mampu menyelesaikan masalah mereka. Sehingga pada saat bakumpua di rumah bako ini, paman akan diminta tanggung jawabnya untuk mendamaikan perselisihan yang telah terjadi.

Sehingga pada akhirnya, tradisi bakumpua di rumah bako ini menjadi momentum untuk mencari solusi, menemukan jalan terang, mencari petunjuk untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi oleh kemenakan. Semua kemenakan, paman dan keluarga bako akan turun tangan untuk menemukan solusi penyelesaian setiap masalah yang ada.

Oleh karena itulah tradisi bakumpua di rumah bako ini menjadi pilihan tradisi di Minangkabau yang harus tetap diamalkan. Karena memiliki manfaat yang luar biasa dalam berbagai hal. 

Manfaat yang dirasakan tidak hanya sekedar memberikan solusi ketika terjadi perselisihan. Namun juga dapat memberikan manfaat ketika ada momen-momen bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun