Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hakikat Bersyukur Menuju Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat

11 Maret 2024   05:18 Diperbarui: 11 Maret 2024   05:59 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hakikat Bersyukur Menuju Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat
Ilustrasi syukur penuh cinta kepada Allah SWT. (foto Akbar Pitopang)

Bukan sekadar ungkapan yang terucap dari bibir, tetapi sebuah sikap yang tercermin dalam setiap tindakan dan sikap kita. 

Karena hanya dengan kesyukuran, kita dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati, serta memperoleh ridha Allah SWT dalam setiap langkah hidup kita.

Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur'an pada Surah Ibrahim ayat 7:

(via Quran.com)
(via Quran.com)

Bersyukur membawa kebaikan di dunia

Sikap syukur yang tulus merupakan kunci untuk membuka pintu kebaikan dari Allah SWT dalam kehidupan kita di dunia ini. Memahami bahwa dunia hanyalah fase sementara dalam perjalanan menuju kehidupan kekal di akhirat adalah langkah awal untuk menjalani setiap momen dengan penuh kesyukuran.

Setiap detik yang kita jalani, baik suka maupun duka, seharusnya menjadi pelajaran berharga yang harus kita nikmati dengan penuh kesadaran akan kehadiran Allah SWT dalam setiap detik kehidupan kita. 

Saat kita meraih kesenangan, ungkapan "Alhamdulillah" langsung terlontar dari bibir kita tanpa dipikirkan. Namun, ketika cobaan datang, seberapa banyak dari kita yang mampu mempertahankan sikap yang sama?

Kenyataannya, banyak dari kita cenderung menyalahkan keadaan atau mencari kambing hitam ketika ditimpa musibah. Padahal, dalam keimanan yang teguh, kita menyadari bahwa setiap peristiwa baik atau buruk adalah bagian dari takdir Allah SWT. 

Iman kepada qada dan qadar, yaitu kepercayaan pada ketentuan dan kehendak Allah SWT, memandu kita untuk menerima segala yang terjadi dengan lapang dada.

Meskipun takdir telah ditentukan sejak zaman azali (zaman dimana belum ada kehidupan dunia), Allah SWT memberikan manusia kewenangan untuk merubah nasib mereka dalam tiga hal: kesehatan, kekayaan, dan kepintaran. 

Namun, di luar ketiga hal tersebut, manusia hanya perlu bersyukur, bersabar, dan bertawakkal atau berserah diri kepada Allah SWT. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun