Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com
Puasa Media Sosial: Mengapa "Social Media Detox" itu Penting?
Dunia digital dan media sosial telah menjadi hal tak terpisahkan dalam kehidupan kita saat ini. Mulai dari pagi hingga malam hari, ponsel pintar kita menjadi jendela menuju dunia maya yang tak pernah tidur.Â
Kehadiran media sosial telah mengubah lanskap interaksi manusia secara fundamental. Informasi baru, berita terkini, dan hiburan dapat diakses dengan mudah di genggaman tangan kita.Â
Setiap klik, like, atau share merupakan bagian dari kontribusi kita dalam ekosistem digital dan membentuk interaksi yang tak terhitung jumlahnya di media sosial ini
Di balik itu, ada juga konsekuensi yang perlu kita pertimbangkan seperti ketergantungan pada media sosial telah menjadi masalah serius bagi banyak individu, baik anak kecil hingga orang dewasa.Â
Meskipun demikian, media sosial juga memperluas jangkauan komunikasi kita secara global. Kita dapat berinteraksi dengan orang dari berbagai belahan dunia, menjembatani kesenjangan akses dan bahasa.Â
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami peran media sosial dalam kehidupan kita dengan cermat.Â
Sambil menghargai manfaatnya, kita juga harus waspada terhadap dampak negatifnya. Dengan menggunakan media sosial secara bijak, bertanggung jawab, dan selektif adalah kunci untuk memanfaatkan potensinya sebaik mungkin.
Dengan tetap menjaga keseimbangan dalam kehidupan nyata kita, kita dapat meraih manfaatnya tanpa terjebak dalam perangkap yang mungkin mengintai di balik layar media sosial.
Konten media sosial dan tantangan kontemporer
Saat kita berbicara tentang media sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sisi gelap yang harus diakui. Misalnya, konten yang tidak semestinya, komentar kasar, hingga tindakan bullying atau penyerangan personal merupakan realitas yang sering kita temui di dalamnya.Â