Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Wiraswasta

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Asisten Rumah Tangga Pulang Kampung Pamer Gaya Orang Kota

13 April 2022   22:25 Diperbarui: 13 April 2022   22:30 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asisten Rumah Tangga Pulang Kampung Pamer Gaya Orang Kota
Dokpri diolah dari aplikasi Canva

Setiap kali momen lebaran tiba, menyambut Hari Raya Idul Fitri pasti akan ada momen salam-salaman atau tradisi minal aidzin walfaizin mohon maaf lahir batin. Sebelum Covid-19 muncul, tradisi itu selalu dijalankan di Kampung khususnya di Pemalang.

Momen itulah yang menjadi ajang pamer busana bagi mereka yang bekerja dari perantauan. Menampilkan gaya orang kota dengan busana serba mewah memakai gelang dan cincin emas di jari manisnya.

Lucunya dari kebanyakan yang suka pamer di kampung, di perantauan cuma kerja jadi Asisten Rumah Tangga. Secara umum jika mereka sedang bekerja akan tampil biasa namun di kampung jika ditanya akan menutupi pekerjaan aslinya. 

Itu terserah mereka, berbohong dosa ditanggung sendiri. 

Cuma rasanya kalau ada orang yang seperti itu pengen kasih wejangan biar nggak suka pamer di depan umum.

Keberhasilan ditujukan bisa lewat berbagi tanpa harus menampilkan gaya kota namun keadaan sebenarnya biasa saja. Lewat memberi pecingan istilah Jawanya memberi kepada keponakan, santunan anak-anak lewat amplop lebaran. Itu lebih berarti dan menunjukkan bahwa kalian telah sukses di Perantauan.


Sikap pamer yang berlebihan malah membuat orang lain iri dan dengki, saat memandang pakaian anda yang bermerk brand ternama atau pamer mukena di tempat ibadah justru akan mengurangi pahala dan malah menambah dosa.

Kasihan mereka yang lebaran tak pernah bisa membeli baju baru atau mukena baru lantaran lebih mengutamakan kebutuhan sehari-hari untuk makan. Setidaknya kita pikirkan para tetangga kita yang hidup biasa saja. 

Apa sih yang bermakna dari sikap suka pamer? 

Cuma gaya-gayaan dan menyenangkan diri sendiri, karena mendapatkan sanjungan dari orang lain. Percuma, nggak ada maknanya.

Hidup di dunia itu hanya sekedar titipan. Kaya dan miskin tak ada bedanya di mata Tuhan. Allah Subhanawataala menilai kita dari hati dan amal ibadahnya.

Mari mulai tahun ini kita berbenah diri, jika pulang kampung hindari sikap pamer yang berlebihan. Boleh lah pakai baju baru tapi tak perlu bilang harga berapa nominal yang anda beli kepada kerabat teman dan tetangga. 

Lebih baik sisihkan gaji untuk membantu meringankan beban keluarga di kampung. Paling tidak belikan mukena untuk orang tua. Tentu mereka akan sangat senang akan kedatangan anda. Orang tua pasti akan mendoakan anda lebih sukses dan lancar dalam bekerja.

Ingat berbagi lebih bermakna ketimbang pamer hanya ingin mendapatkan sanjungan saja.

Semoga amal ibadah kita selama di bulan Ramadan ini diterima oleh Allah Subhanawataala. Amin ya rabbal alamin.

***

Pemalang, 13 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun