Aksiologi Ramadhan
Puasa menggabungkan tiga jenis kesabaran. sabar dalam ketaatan kepada Allah, menjauhi yang dilarang, dan terhadap takdir Allah atas rasa lapar dan kesulitan. Allah Ta'ala menyandarkan puasa kepada diri-Nya: "Setiap amalan manusia itu bagi dirinya, kecuali puasa. Karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalas pahalanya."
Keempat. Dampak Puasa. Dari sudut pandang aksiologi, puasa membentuk kesalehan spiritual dan sosial. Idealitas manusia tercapai melalui puasa, yaitu menjadi orang yang bertakwa. Puasa juga memberikan syafaat di hari kiamat, serta diganjar dengan ampunan dan pahala yang besar.
Harapannya, kita dapat menjalankan puasa Ramadhan dengan penuh kesadaran dan mendekatkan diri kepada Allah. Mari kita tingkatkan ibadah dan berbagi kebaikan di bulan yang penuh berkah ini.
*Aksiologi Nuzulul Qur'an*
Sekarang , kita akan membahas tentang "Aksiologi Nuzulul Qur'an", yaitu pemahaman mengenai nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam proses turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw.
Pertama. Nuzulul Qur'an.
Yang merupakan peristiwa turunnya Al-Qur'an dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam.
Secara bahasa, "Nuzulul Qur'an" berasal dari dua kata: "Nuzul" (menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah) dan "Al-Qur'an" (kitab suci umat Islam). Sehingga, "Nuzulul Qur'an" dapat diartikan sebagai peristiwa turunnya Al-Qur'an dari tempat yang tinggi ke muka bumi.
Kedua.Proses Turunnya Al-Qur'an. Dimulai dengan ayat pertama yang turun, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Turunnya ayat ini menjadi tanda awal kenabian "Muhammad SAW".
Al-Qur'an pertama kali diturunkan di "Gua Hira", sebelah utara Mekkah, pada 17 Ramadan 610 M. Oleh karena itu, "Nuzulul Qur'an" diperingati oleh umat Muslim pada malam ke-17 Ramadan.
Ketiga. Dua Fase Nuzulul Qur'an.
Fase Pertama. Allah menurunkan Al-Qur'an dari "Lauh Mahfudz" (kitab yang terpelihara di sisi Allah) ke langit dunia (Baitul Izzah) pada malam "Lailatul Qadar". Ini adalah momen awal kenabian Nabi Muhammad SAW.
Fase Kedua. Al-Qur'an kemudian diturunkan dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama "23 tahun". Proses ini melibatkan perantara malaikat Jibril dan terjadi sepanjang masa kenabian Nabi Muhammad, mulai dari usia 40 hingga wafat pada usia 62-63 tahun.
Keempat. Hikmah Penurunan Bertahap Al-Qur'an. Adanya perubahan norma sosial. Penurunan Al-Qur'an secara bertahap memungkinkan perubahan norma sosial secara berangsur-angsur. Pesan-pesan Al-Qur'an membentuk masyarakat dan mengatasi penyakit sosial seperti minuman keras, judi, zina, dan norma-norma perkawinan jahiliyah.