Alfa Anisa
Alfa Anisa Editor

Saat sedang sendirian, lebih suka menikmati waktu untuk berimajinasi, melamun dan menyendiri.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Aku Tak Ingin Memaafkannya, tapi Ada Hati yang Ingin Bahagia

29 April 2023   22:25 Diperbarui: 29 April 2023   22:28 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku Tak Ingin Memaafkannya, tapi Ada Hati yang Ingin Bahagia
Pixabay

"Semenjak kejadian itu, aku tak percaya lagi dengan seorang teman. Memilih menyendiri dan hidup individualis jadi pilihan hingga beberapa bulan."

Dulu aku berpikir bahwa memaafkan seseorang itu perkara yang mudah dilakukan. Tinggal memberi maaf, lalu melupakan hal yang pernah terjadi di masa lalu. Tapi ternyata tidak semudah itu ketika teman terdekat yang kukira benar-benar orang baik, ternyata diam-diam ada niat tersembunyi. 

Ya, itu kualami sekitar 3 tahun lalu, selepas menikah aku baru tahu ternyata ada seorang teman dekat ingin merebut pasanganku. Awalnya memang baik-baik saja, tak terlihat kalau sebenarnya rasa suka telah tumbuh di hatinya. Namun, ternyata diam-diam ia meminta restu dari calon mertuaku.

Bagiku saat itu memaafkan adalah bagian tersulit yang harus dijalani. Bagian tersulit hanya karena persoalan, jika saja dia bukan teman terdekat, pasti aku sudah langsung memaafkannya. 

Entah kenapa jika seorang teman yang berkhianat itu rasanya jauh lebih menyakitkan, daripada dilakukan oleh orang yang sebelumnya tak dikenal. 

Akibatnya semenjak hari itu, aku menginteropeksi diri sendiri, apa yang membuatku jadi dimanfaatkan. Aku semakin tak percaya dengan sebuah pertemanan, hingga akhirnya aku berpikir bahwa teman terbaik adalah diri sendiri.

Tak Memaafkan, Hati Diliputi Kegelisahan

Saat itu mungkin hampir satu tahun aku tak ingin memaafkan kesalahannya di masa lalu. Meskipun hingga kini ia tak tahu apa yang membuatnya tak termaafkan.

Untungnya setelah menikah, kami jarang berkomunikasi. Seolah saling tahu bahwa pertemanan harus terputus begitu saja. 

Tak memaafkan mungkin bagi sebagian orang terdengar jahat, padahal saat itu aku juga sedang berdamai dengan segenap perasaan yang menyesakkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun