Ambae.exe
Ambae.exe Wiraswasta

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mudik ke Pelosok Desa, Muhlis Menjelma Jadi Ninja Hatori

28 Mei 2019   22:12 Diperbarui: 28 Mei 2019   22:26 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik ke Pelosok Desa, Muhlis Menjelma Jadi Ninja Hatori
Muhlis Majid dengan kendaraan roda dua Mudik menuju kampungnya. (dokpri)

Kampung halamannya berada nun jauh di pelosok Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Tepat di sebelahnya merupakan Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.

Untuk menjaga kondisi motornya, Muhlis menyiapkan bekal untuk sang isteri bekerjanya itu terutama kunci-kunci dan peralatan darurat pemeliharaan kendaraan. Pasalnya saat memasuki wilayah desanya, kondisi jalan tidak semulus di kota dengan aspal hotmix.

Malah hampir seluruhnya masih berupa jalan tanah yang memaksa keterampilan berkendara ekstra bagi Muhlis dan pengendara lainnya. Berulang kali harus turun dari kendaraan karena kendaraan roda dua miliknya terhempas licinnya tanah kecokelatan akibat musim hujan dan embun yang senantiasa menerpa kawasan di dataran tinggi sekitar Gunung Bawakaraeng itu.

Bekal lain yang tak kalah pentingnya menurut Muhlis adalah air minum dan makanan pengganjal perut yang kira-kira efektif dibawa, tapi tidak menjadikan beban tas ransel terlalu berat saat dipasangkan di punggung.

Jembatan kecil hanya bisa dilewati sepeda motor. (dokpri)
Jembatan kecil hanya bisa dilewati sepeda motor. (dokpri)
Beda halnya selama perjalanan masih di sekitar wilayah kota. Sebut saja dari Jeneponto menuju wilayah perkotaan Kabupaten Takalar dan Kabupaten Gowa. masih bisa ditemui sejumlah pedagang di sepanjang jalan.


Begitu pun Pos Pelayanan yang didirikan pihak kepolisian dalam rangka Operasi Ketupat menjelang lebaran. Muhlis kerap memilih singgah di pos-pos sepertk ini.

"Mumpung masih dikota kenapa tidak singgah saja meregangkan kaki, tangan dan badan. Kalau sudah lewat ini, yang ada tinggal hutan, sungai, lembah dan gunung", ungkap Muhlis sembari tersenyum haru.

Beruntung katanya karena di Malino yang terkenal sebagai destinasi wisata masih bisa ditemui pos serupa di kota. Sekedar diketahui Malino masuk rute yang dilalui Muhlis dalam perjalanan bolak balik dari dan menuju desa tempat tinggalnya.

"Saya ini kalau Mudik tak ubahnya Ninja Hatori. Mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama Muhlis bertualang", ucapnya menyadur lirik lagu Original SoundTrack film kartun Ninja Hatori.

Satu hal yang menyenangkan menurutnya sekaligus pembeda mencolok antara kisah Mudiknya dengan Mudik bagi warga Pulau Jawa dan sebagainya, dia tidak memerlukan tiket ataupun pembayaran lain yang membutuhkan waktu panjang karena antrian yang begitu panjang pula.

Hanya bermodal roda dua yang dia sebut sepeda motor, ditambah tas ransel berisi peralatan dan kebutuhan di perjalanan. Lalu sedikit biaya di jalan, yang besar katanya justru uang lebaran alias THR mesti dibawa serta secara tunai karena di tempat asalnya belum tersedia fasilitas seperti ATM dan semacamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun