Amidi
Amidi Dosen

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Tidak Semua Pedagang Merasa Bahagia dengan Membludaknya Pasar!

9 April 2024   08:38 Diperbarui: 14 April 2024   15:02 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak Semua Pedagang Merasa Bahagia dengan Membludaknya Pasar!
ilustrasi: Pasar yang ramai. (Sumber: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA via kompas.com) 

Pelaku bisnis dan atau Pedagang hari ini (9/4/2024) masih mengharapkan kunjungan para konsumen yang akan berbelanja kebutuhan hari raya idul fitri atau lebaran, baik yang akan berbelanja pangan maupun kebutuhan pokok lainnya.

Berdasarkan pantauan di pasar dan informasi yang ada, ternyata tidak semua pelaku bisnis dan atau pedagang merasa bahagia dengan membludaknya konsumen yang berkunjung ke pasar, karena tidak sedikit pedagang mengeluhkan sepi pembeli, bahkan lebih dari itu mereka "menggerutu", kalau begini  tidak "balik" modal. Mengapa?

Ramai tapi Sepi.

Berdasarkan pauntauan dilapangan mulai memasuki minggu pertama bulan Ramadhan, konsumen mulai berbobdong-bondong memadati pasar, sehingga  jalan menuju pasar dan jalan raya pun macet karena kendaraan memadati jalan-jalan tersebut.

Pemandangan kendaraan merayap di jalan dan padatnya pasar dapat kita saksikan mulai minggu ke dua memasuki bulan Ramadhan sampai dengan  hari senin kemarin (8/3/2024).

Bila ditelusuri, ternyata konsumen yang memadati pasar  tersebut, lebih dominan berbelanja  bahan pangan ketimbang kebutuhan pokok lainnya, seperti pakaian. 

Jadi tidak heran kalau ada pedagang pakaian mengeluhkan sepi pembeli. Seperti yang dikeluhkan oleh pedagang di pasar Patisah. Penjualan para pedagang  baju di Pajak Petisah (pasar Petisah) di Medan menurun drastis. 

Mereka mengelu sepi pembeli tersebut menyebabkan mereka tidak bisa mengembalikan modal yang sudah dikeluarkannya, sampai ada salah satu pedagang "meluapkan rasa emosinya" atau bereaksi (berbagi) pada saat akan menutup toko.

Pedagang tersebut memeberikan satu unit mukenah kepada seoranag ibu tua  yang sedang lewat, ia  menangis terharu, karena diberikan mukenah gratis. Eh tak lama kemudian ada konsumen yang datang akan memborong mukenah pedagang tersebut, suau berkah! (Tribun Jatim.com,  7 april 2024).

Kemudian di Palembang pun demikian, memang ada konsumen yang mendatangi penjual pakaian dan mendatangi Mal atau ritel modern yang juga menjual pakaian, namun memang terlihat tidak seramai seperti tahun-tahun lalu sebelum negeri ini dilanda pandemi.

Faktor Penyebab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun