Aminuddin
Aminuddin Jurnalis

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Saling Mengingatkan dan Peduli dengan Sesama

20 April 2022   15:25 Diperbarui: 20 April 2022   17:16 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Mengingatkan dan Peduli dengan Sesama
Kakek 88 tahun di Solo jualan bakso. Foto: m.tribunnews.com

Samber THR

Hablumminannas

Saling Mengingatkan dan Peduli dengan Sesama
Oleh aminuddin

SELAIN tetap menjalin, menjaga dan memelihara tali silaturahmi, salah satu hal yang paling utama dalam upaya kita meningkatkan hablumminannas adalah saling menginggatkan dan nasehat menasehati serta tak lelah untuk berbagi kepada sesama.

Kenapa kita perlu mengingatkan dan saling nasehatt menasehati?

Karena tidak semua dari kita berada di jalan yang benar dan lurus. Terkadang bengkok dan melengkung.

Tak jarang sesama kita justru telah melakukan kekeliruan, kekhilafan dan kesalahan.

Tanpa merek sadari. Perlunya kita menyadarkan.

Atau karena mereka tak tahu, harus kita beritahu. Jika itu karena lupa dan pura-pura lupa atau tidak tahu, selayaknya kita sama mengingatkan.

Bahwa apa yang telah mereka tempuh dan lakukan itu adalah salah. Boleh jadi benar di mata mereka tapi belum tentu benar di mata orang lain, masyarakat secara keseluruhan.

Sebagai contoh, baru-baru ini kita dihebohkan lagi dengan investasi bodong.

Kali ini memakan korban dari kalangan selebriti. Meski kenyataannya di luar kalangan selebriti tak terhitung jumlahnya.

Bukan cuma  harus kehilangan banyak uang, tentu saja membuat para korban seolah tersentak kaget. Uang ratusan juta rupiah yang diimpikan tak dapat, uang di tangan justru melayang.

Tentu saja membuat kita penasaran. 

Kenapa sampai tertipu. Padahal mereka para korban investsi bodong ini adalah orang pintar dan terpelajar.

Ada apa sebenarnya?

Apa yang telah terjadi pada diri mereka?

Pertanyaan-pertanyaan ini terus menggelinding dan belum terjawab tuntas sementara investasi bodong terus berlanjut.

Disinilah peran kita untuk saling mengingatkan dan nasehat menasehati. Peran ini bisa dimainkan oleh pemerintah, organisasi keagamaan, organisasi massa dan lain sebagainya.

Peran ini kita mainkan untuk mengerem agar kasus serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Dan tentunya masing-masing kita saling membantu memainkan peran ini.

Insya Allah, jika peran ini kita mainkan dengan sebaik-baiknya dengan atu tujuan mengingatkan dan menyadarkan untuk kembali ke jalan yang benar, segala macam bentuk investasi bodong lambat laun akan secepatnya enyah dari negeri ini.

Hal lain yang kita juga perlu lakukan adalah jangan sungkan untuk berbagi, menolong sesama kita.

Berbagi tidak mesti menunggu kita kaya raya. Berbagi juga tidak mesti besar jumlahya. Yang terpenting nilai dan niatnya.

Ada banyak saudara kita yang masih memerlukan bantuan dan pertolongan. Baik pertolonan berupa harta, semangat maupun bekal keterampian untuk menjalani hidup.

Ada banyak dari mereka mau berusaha dengan berdagang, tapi urung karena tak punya modal, kita selayaknya turun tangan memberi mereka modal.

Seperti kita sering saksikan di televisi, ada bapak-bapak yang sudah sepuh masih berjualan ke sana kemari. Atau tukang becak, yang sudah terbungkuk-bungkuk, masih setia mencari sesuap nasi.

Sepantasnya kita dekati mereka. Kita beri modal usaha agar mereka tidak berkeliling lagi menjajakan dagangannya dan menarik becak.

Kasihan mereka.

Tak manusiawi rasanya jika kita tak peduli.

Atau adik-adik kita yang hingga kini masih menganggur. Belum ada pekerjaan dan otomatis tidak ada pemasukan.

Mari kita bantu mereka agar pengangguran di negeri ini tidak semakin membengkak jumlahnya dari tahun ke tahun.

Kita bisa ciptakan peluang kerja, atau kit latih dan bina mereka dengan keterampilan yang saat ini lagi tren dan dibutuhkan.

Atau kita bisa beri mereka modal usaha dan kesempatan seluas-luasnya untuk berusaha, sehingga kelak bisa mandiri dan menularkan keahlian tang mereka miliki kepada sesama, termasuk mengajak dan membagikan kiat-kiat sukses dalam bekerja dan berusaha sehingga lempang dan mudah menjalani hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun