aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.
Ramadan, dalam Penantian Pulang
Ya Allah, tak hendak aku meratapi nasibku, aku hanya menangis saja untuk yang kualami dalam iddahku, saat masa tunggu ini. Siapa sangka aku akan menjadi ibu dari yatim yang berhak menerima santunan. Padahal dahulu aku adalah pemberi santunan bukan penerima bantuan.
TakdirMu, tulisanMu, akan kujalani dengan sepenuh hati. Sebisa usaha menaati seluruh perintahMu, agar kelak aku bisa mendampingi suamiku dalam keadaan sebaik baik hamba, yang berakhir dengan kebaikan. Ya Allah jangan ambil nyawaku bila sedang tak mengingatMu, itu satu pintaku agar ringan langkahku menemui suamiku.
Kini hidupku hanya untuk menjaga dua buah hati petilasan suami. Pada mereka kugantungkan harapan agar mereka bisa memberi mahkota untuk keberhasilan, untukku, untuk suamiku, kelak di surgaMu nanti. Dengan bacaan kalamMu, dengan menghafal firmanMu. Kubiarkan mereka jauh dariku demi menuntut ilmu, meski hati ini selalu dipenuhi rindu.
Hidup ini, siapakah yang tahu. Hari ini kita memberi, besok jadi penerima.Tahun kemarin aku bisa menyantuni, kini anakku disantuni. Apakah aku bisa unjuk rasa atas kejadian memilukan yang harus kualami? Tak ada, hanya pasrah menjalani suratannya. Sembari menyusun rencana untuk keindahan pertemuan dengannya yang telah dahulu berpulang.
Tuhan, akupun akan pulang ke kampung abadi, tempat yang telah dihuni suamiku. Dengan bekal cukup untuk kupersembahkan padamu yang sayangnya selalu kurang ketika aku menghitungnya. Maka tuntunlah langkah ini dalam genggaman rakhmatmu, agar aku bisa pulang menemuinya, menemuiMu dalam keadaan mudah dan indah. Agar bisa menikmati kampung itu, bersamanya dalam cinta yang tak terpisahkan lagi.