Anis Contess
Anis Contess Guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Senam Ringan, Menghibur Pikiran Sehatkan Badan Orang yang Berpuasa

10 Mei 2020   23:52 Diperbarui: 10 Mei 2020   23:51 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senam Ringan, Menghibur Pikiran Sehatkan Badan Orang yang Berpuasa
Nova dan Dinda

Senam ringan menjadi pilihan karena tidak memerlukan tempat khusus. Bisa dilaksanakan sendiri saja tanpa banyak orang seperti olah raga permainan, terpenting ada unsur senang-senang. Relaksasi pikiran selain bonus kesehatan badan.

Dia benar, saya lihat kebahagiaan di rona mukanya ketika melakukan senam. Ada senyum, ada semangat bergerak, ada ceria membalut di tiap laku tubuhnya. Mulai tangan, kaki, leher, semua bergerak menyesuaikan irama. Suka betul dia.

Puasa tidak menyurutkan niatnya untuk melakukan senam, satu kegiatan yang menurut saya cukup membutuhkan keringat. "Kalau dituruti ya malas bun. Bakal tidur saja seharian. Macam gombal amoh. Rentan sakit juga, orang malas kan disayang penyakit. Hehe."

Begitu penjelasan Nova saat saya tanya, "Apa gak capek puasa-puasa gini olah raga."

Ah iya, semua tergantung pikiran ya. Kalau dilakukan dengan hati riang pasti capek akan hilang. Imbasnya tubuh menemukan kompromi untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan pikiran senang. Lebih sehat, mendapatkan hiburan.

Asal tidak terlalu memberatkan badan, saya pikir kegiatan mereka bagus juga. Puasa kan tidak hanya menahan haus dan lapar saja, supaya sehat perlu bergerak badan ini. Olah raga ringan yang menyenangkan, tidak memforsir gerakan baik untuk kesehatan.

Mengapa olah raga? Bukankah melakukan pekerjaan rumah lain semisal menyapu, mencuci, ngepel lantai juga menggerakkan badan?

Betul. Tetapi perlu diingat. Kegiatan itu underpressure, dibawah tekanan melakukannya. Ada target yang harus dipenuhi, tidak bisa dilakukan sesuka hati. Bahkan terkadang rutinitas itu begitu menyebalkan dan membosankan.

 Lihat cucian numpuk  bikin suntuk. Tumpukan piring kotor apalagi. Belum lantai rumah yang tak terasa nyaman di kaki, diiringi banyak debu menempel di perabot rumah. Lalu posisinya yang kadang berantakan. Pemandangan itu tak elok benar. Menambah beban pikiran. Segera membereskan, itu yang termaktub di pikiran. Tidak ada efek hiburan saat menyelesaikan rutinitas tersebut.

Berkeringat iya, tapi tidak ada rasa riang gembira saat menangani itu semua. Kecuali mungkin bagi mereka yang bisa melakukannya sebagai sarana olahraga.

Ada hitungan, ada pengulangan gerakan, ada ketentuan aturan menggerakkan badan untuk memperoleh efek sehat seperti yang harus terjadi pada kegiatan yang disebut olah raga. Misal nih menyapu atau ngepel lantai dilakukan  dengan gerakan sebagaimana layaknya berolah raga. Teratur melaksanakan gerakan sambil dihitung mulai pemanasan hingga pendinginan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun