Any Sukamto
Any Sukamto Penulis

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pesona Kebun Kopi di Blitar dan Eksotisme Bromo, Masih Belum Bangga Berwisata di Indonesia?

28 April 2023   10:52 Diperbarui: 28 April 2023   10:54 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Kebun Kopi di Blitar dan Eksotisme Bromo, Masih Belum Bangga Berwisata di Indonesia?
Melepas penat di kebun kopi De Karanganjar Koffieplantage Blitar. Dokpri 

Healing di lokasi pasir berbisik Bromo. Dokpri 
Healing di lokasi pasir berbisik Bromo. Dokpri 


Sudah pernah mendengar De Karanganjar Koffieplantage? Yaitu salah satu kebun kopi peninggalan Belanda yang juga menjadi objek wisata di Blitar Jawa Timur. Tempat ini bisa jadi salah satu alternatif untuk healing atau melepas penat. 

Tidak sulit untuk sampai ke  kota ini, bisa dengan kereta api, bus, atau mobil pribadi. Lebih nyaman lagi, perginya bareng teman atau saudara, bisa seru-seruan. Dijamin hilang semua lelah jiwa, stress yang menumpuk pun akan sirna.

Di lokasi wisata kebun kopi ini sangat menarik, selain bisa rekreasi, belajar sejarah, menambah pengetahuan tentang kopi, pemandangannya indah, udaranya juga sejuk dan segar. Ada penginapan yang bisa kita sewa untuk beberapa malam, agar lebih puas menikmati suasana sejuk di tengah kebun kopi. Memang tidak semewah hotel berbintang, tetapi cukup untuk meregangkan otot dan beristirahat sejenak.

Sebelum sampai ke kebun kopi, sebaik kita mampir dulu ke Kampung Coklat. Di sini juga bagus-bagus spot fotonya. Selain kita bisa belanja berbagai produk olahan coklat, kita bisa foto langsung di bawah pohon coklat yang berbuah. Anak-anak pasti suka, karena ada arena play ground yang menawarkan bermacam permainan. Sekali lagi jangan lupa bawa oleh-oleh coklatnya, ya.

Panah penunjuk arah di Kampung Coklat. Dokpri 
Panah penunjuk arah di Kampung Coklat. Dokpri 

Pagi itu, setelah sampai dan menginap semalam di kebun kopi, kami bersiap mengitari area perkebunan. Ada beberapa tempat menarik yang bisa jadi pilihan. Ada Sterrentuin  atau taman bintang, Koffieboomstaart (jalanan di area kebun kopi), Roemah Lodji, Museum Nugroho, dan pabrik pengolahan kopi. Di pabrik ini, kita juga bisa mempelajari bagaimana biji kopi diseleksi lalu digoreng dan digiling. 

Panah penunjuk arah di kebun kopi. Dokpri 
Panah penunjuk arah di kebun kopi. Dokpri 

Kita juga bisa naik jeep Willys, jip jaman perang dunia, mengelilingi kebun kopi, lho. Atau tampil seperti Noni Belanda, bisa kita sewa bajunya. Masuk ke lokasi De Karanganjar Koffieplantage Blitar ini biayanya juga tidak mahal, dan kita bisa menikmati bermacam fasilitas yang ada.

Ingin menikmati secangkir kopi hangat dengan suasana zaman Kolonial Belanda bisa di OG Cafe, yang menyuguhkan nuansa tempo dulu. Lagu-lagu yang diputar pun yang legendaris, seolah-olah kita kembali menyusuri lorong masa lalu.

Salah satu sudut dekat kafe, dokpri 
Salah satu sudut dekat kafe, dokpri 

Ingin menikmati cita rasa kopi Robusta Blitar, Arabika Nusantara, dan kopi Luwak yang disuguhkan dengan bermacam cara mulai dari tubruk, V60, Syphon, Vietnam Dripp? Pokoknya puas dan bangga bisa berwisata di sini.

Suasana pagi di area kebun kopi, dokpri 
Suasana pagi di area kebun kopi, dokpri 


Di Koffieboomstaart atau Jalan Pohon Kopi, ada keterangan di tiap sudut, untuk kita mempelajari sejarah dan asal mula kopi. Bagaimana caranya tanaman kopi itu hingga sampai ke Indonesia, tahun berapa dan dibawa oleh siapa. Keterangan-keterangan lain juga ada di beberapa tempat, yang berkaitan dengan kopi atau kebunnya itu, saat kami melewati jalan setapak di antara pepohonan kopi.

Djalan Kebun Kopi, dokpri 
Djalan Kebun Kopi, dokpri 

Kebun kopi ini dulunya memang peninggalan Belanda, tetapi sekarang dikelola oleh perorangan atau swasta. Beberapa barang koleksi museum adalah benda bersejarah. Namun, jangan khawatir, menikmati hidangan di kafe dalam perkebunan ini juga asyik, kok, tidak menyeramkan. Simak juga di sini.

Masih belum percaya? Buktikan saja. Atau mau berwisata ke gunung yang tak kalah menariknya? Berikut ini salah satunya.

Setelah turun dari kawah, di lautan pasir Bromo. Dokpri 
Setelah turun dari kawah, di lautan pasir Bromo. Dokpri 


Bangga berwisata di Indonesia, begitulah yang saya rasakan setelah menempuh perjalanan dari Surabaya menuju Bromo. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh tetapi bisa menikmati keindahan alam yang eksotis, menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami yang tinggal di Jawa Timur. Bromo dengan beragam keindahannya menawarkan pesona tersendiri bagi pencintanya.

Bersama teman-teman alumni kami menghabiskan waktu liburan. Meskipun hanya 2 hari, tetapi perjalanan itu sangat berkesan dan penuh kenangan. Ditambah keindahan alam yang benar-benar istimewa, menjadikan kenangan itu sulit dilupakan.

Bangga berwisata di Indonesia. Dokpri 
Bangga berwisata di Indonesia. Dokpri 

Berawal dari sebuah ide untuk melepas penat sambil mengikat tali silaturahmi agar persahabatan lebih erat lagi, maka kami merancang sebuah acara dalam bentuk wisata bersama. Ditentukanlah Bromo sebagai tujuan utama.


Pertimbangannya, selain lebih dekat juga karena keindahan alam dan hawa sejuknya yang istimewa. Bagi siapa saja yang sudah pernah ke Bromo, sepertinya tidak akan pernah bosan berwisata lagi ke gunung ini lagi. Keindahan panorama alamnya akan membuat siapa pun terkesan dan betah berlama-lama di sana, tetapi sayangnya waktu yang tidak memungkinkan.


Berwisata ke pegunungan selain ingin menikmati keindahan alam juga karena hawa sejuk yang jarang didapatkan lagi di kota. Terlebih jika bisa menginap di sana, menikmati suasana alam seharian tanpa memikirkan beban pekerjaan dan urusan lain yang sering membuat kita jenuh, ditambah keasyikan lain jika perginya bersama teman-teman, bisa dipastikan makin lupa waktu.

Dari Penanjakan terlihat jajaran gunung di sekitar Bromo, dokpri 
Dari Penanjakan terlihat jajaran gunung di sekitar Bromo, dokpri 

Bromo, sebuah kawasan wisata yang terletak di 4 wilayah kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo. Kawasan wisata ini memiliki ciri khas tersendiri. Untuk bisa mencapai puncaknya atau melihat kawah Bromo, ada satu kebijakan yang telah ditetapkan oleh keempat kabupaten tersebut dan harus ditaati oleh para wisatawan, yaitu penggunaan mobil jenis jip untuk mengantar pengunjung mengelilingi kawasan wisata ini.

Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gunung yang memiliki ketinggian 2.329 MDPL ini dianggap suci oleh Suku Tengger dan merupakan gunung yang masih aktif. Itulah salah satu alasan kawasan ini masih menjadi salah satu primadona wisata di Jawa Timur. Keindahan alam dan keramahan penduduknya turut mendukung Kaldera Tengger ini menjadi destinasi wisata yang terkenal.

Sunrise di Penanjakan. Dokpri 
Sunrise di Penanjakan. Dokpri 


Selain kawah dan puncak Bromo, pasir berbisik, Penanjakan, ada juga destinasi lain yang juga menarik. Seperti Bukit King Kong, Bukit Cinta, Seruni Point, Lembah Widodaren, Gunung Batok, Pura Luhur Poten, ada lagi yang terbaru yaitu Jembatan Gantung Kaca Bromo. Namun, saya belum pernah ke sana, jadi belum bisa menceritakannya.

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini memang memiliki keunikan tersendiri. Di balik keindahan alamnya, tersimpan juga kemurnian agama dan budayanya. Kearifan lokal di lokasi wisata sini masih terjaga dengan kuat. Simak juga di sini.

Bagaimana, masih belum bangga berwisata di Indonesia? Masih bingung mencari tempat yang tepat untuk healing bersama teman atau keluarga?

Saya saja bangga berwisata di negeri sendiri, meski belum sampai ke Raja Ampat atau Danau Tondano dan lainnya. Semoga suatu saat diizinkan melihat pesona Indonesia dari dekat. Aamiin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun