Arai Amelya
Arai Amelya Freelancer

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Penanggungan dan Sahur di Ketinggian 1.200 mdpl

13 April 2023   19:08 Diperbarui: 13 April 2023   19:15 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanggungan dan Sahur di Ketinggian 1.200 mdpl
aku di Puncak Bayangan Gunung Penanggungan foto: Arai Amelya

"Ayo bangun dulu, Rai. Sahur dulu. Itu udah kubikinin kentang sama sarden, ada susu Dancow juga,"

Suara rekanku sayup-sayup terdengar menembus telingaku yang tertutup topi beanie. Kutarik smartwatch di pergelangan tangan kananku, sekarang pukul 03.05 WIB.

Beberapa temanku yang lain tampak mulai keluar dari sleeping bag dan menggeliat sesaat. Terlihat betul begitu malas lantaran harus bangun padahal kami baru terlelap sekitar pukul 00.43 WIB, tapi tak ada pilihan. Setelah bengong sejenak, akupun mengikuti langkah mereka keluar dari tenda tempat kami tidur, sambil menyalakan headlamp.

Tepat saat aku melangkah keluar dari pintu tenda, angin berhembus dengan sangat kencang. Aku tak menduga kalau angin akan sangat dingin di Puncak Bayangan ini. Kulirik rekan-rekanku yang semakin erat membungkus tubuhnya dengan jaket-jaket gunung tebal, tampak sama kedinginan.

"Habis sahur nggak usah tidur, kita lihat sunrise aja. Tuh di depan kita Arjuno-Welirang, kayaknya bakal terang. Nanti baru sekitar jam enam kita naik ke Pawitra,"

Otus, team leader kami memberikan penjelasan di sela santap sahur. Kualihkan pandangan ke belakang tenda, tampak Puncak Penanggungan setinggi 1.653 mdpl berdiri kokoh dalam gelap. Pawitra namanya yang berarti kabut karena konon puncak Penanggungan ini memang selalu dipenuhi kabut.

Sembari menjejalkan kentang-kentang rebus dan daging sarden ke mulut, aku bergumam.

"Dua jam ya sampe puncak? Kuat nggak tuh? Kita puasa nih,"

Aku menatap rekan-rekanku yang sebagian wajahnya mengantuk. Kami saling mengangkat bahu dan tertawa. Kualihkan pandanganku ke bawah sana, Kabupaten Pasuruan mulai menggeliat saat lampu-lampu menyala dengan cantiknya.

Tak setiap hari kita bisa sahur dengan pemandangan di ketinggian 1.200 mdpl, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun