Arai Amelya
Arai Amelya Freelancer

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pangkas Jejak Karbon dari Likupang, Surganya Para Bidadari

17 April 2023   19:50 Diperbarui: 17 April 2023   19:54 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pangkas Jejak Karbon dari Likupang, Surganya Para Bidadari
Tepi pantai Desa Ekowisata Bahoi foto: Arai Amelya

Seperti namanya, ekowisata adalah sebuah kegiatan wisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan konservasi alam. Desa Bahoi memenuhi hal itu karena para pelaku wisatanya yang adalah penduduk asli, tetap menjaga kelestarian hutan mangrove di sana.

Menanam bibit bakau di Ekowisata Bahoi foto: Arai Amelya
Menanam bibit bakau di Ekowisata Bahoi foto: Arai Amelya

Saat aku berkunjung ke Bahoi, kami pun melakukan penanaman bibit bakau secara bergantian. Disuguhi acara budaya dan makanan khas masyarakat Minahasa, Bahoi adalah salah satu daya tarik Likupang yang membuatnya layak berstatus DSP. Tak hanya keindahan Pantai Paal dan Pulau Lihaga yang luar biasa memesona bak surga, Bahoi mengajarkan keseimbangan untuk tetap peduli pada alam.

Di Desa Ekowisata Bahoi terdapat sedikitnya 11 jenis tanaman bakau di area hutan mangrove seluas 28 hektar. Semakin kalian berjalan ke pantai, kalian akan melihat akar-akar napas sonneratia alba mencuat dari dalam tanah. 

Selain mencegah abrasi sehingga gelombang laut yang kuat tidak menghantam pantai, tanaman bakau ternyata berperan menghentikan laju pemanasan global dengan cara menyerap karbon di udara. Sebuah bukti bagaimana ekowisata mewujudkan betul konsep wisata berkelanjutan, dalam upaya memangkas jejak karbon.

Akar-akar napas tanaman bakau di Bahoi foto: Arai Amelya
Akar-akar napas tanaman bakau di Bahoi foto: Arai Amelya
Bahoi memang sangat memikat.

Puas menikmati keindahan pantai dan biota laut lewat snorkeling, aku dan rombongan pun meninggalkan hutan mangrove yang menyimpan satu bibit bakau milikku itu. Kami dibawa ke Balai Desa Bahoi untuk menikmati suguhan khas Likupang, ikan kuah sasi. Oiya, jika kalian menginap di Bahoi, kalian akan tinggal di homestay penduduk sehingga suasana kekeluargaan bakal semakin terasa.

Karena sudah sampai di Likupang, sempatkan pula untuk berkunjung ke PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Likupang yang terletak di Desa Wineru, Likupang Timur. Di atas lahan seluas 29 hektar itu, terdapat lebih dari 69 ribu panel surya yang mampu memanen energi matahari sebanyak 15 megawatt dan menerangi lebih dari 15 ribu rumah tangga. Membuktikan kalau DSP Likupang siap menjadi garda terdepan pengusung sektor pariwisata go green di Tanah Air.

Bangga Berwisata di Indonesia Sambil Tetap Cintai Alam

Sebagai seseorang yang hobi naik gunung, destinasi wisata alam memang jauh lebih kusukai. Aku lebih sering menjelajah dan menikmati keterbatasan yang dijanjikan alam, daripada harus berlibur ke tempat wisata buatan yang dijejali wahana. Berada langsung di alam kalian akan diajarkan sesederhana melindungi kemurnian air sumber hingga membawa kembali sampah plastik ke rumah.

Desa Waerebo di Satar Lenda, Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur atau Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur hingga Tangkahan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, jelas jadi destinasi Ekowisata favoritku.

Hampir semua destinasi yang kusebutkan di atas akan mengajak kalian untuk berjalan kaki sebelum tiba di lokasi. Waerebo misalnya, kalian harus mendaki bukit selama minimal dua jam sebelum akhirnya tiba di salah satu desa tercantik di Indonesia itu. Kemudian untuk mencapai Kawah Ijen dan menikmati keajaiban api biru, kalian harus melakukan pendakian gunung dini hari selama minimal 2-3 jam lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun