Ardi
Ardi Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pengalaman Saat Mengisi Kultum Acara Bukber di Sekolah

2 April 2023   02:42 Diperbarui: 2 April 2023   04:52 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengalaman Saat Mengisi Kultum Acara Bukber di Sekolah
Saat sedang memberikan tausiah singkat (kultum) bukber di sekolah (dokpri)

Kuliah tujuh menit atau yang sering disingkat dengan kultum, sangat populer sekali terdengar pada bulan Ramadan. Ya, istilah ini biasanya nge-trend di sekolah utamanya pada kegiatan pesantren kilat Ramadan. Jadi, siswa dilatih untuk belajar berceramah. Poinnya disini adalah bukan apa yang disampaikan, tetapi pada melatih kepercayaan diri siswa untuk menyampaikan ceramah di depan umum.

Percaya diri adalah hal utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa yang akan tampil di depan orang banyak. Dalam hal apapun itu. Baik menjadi pembawa acara, pidato, penceramah, memberi kata sambutan, dan lain-lain. Adapun materi adalah perkara yang mudah di dapat. Materi bisa datang dari ilmu pengetahuan yang dimiliki, atau dari persiapan menjelang tampil.

Sehebat apapun materi yang telah dipersiapkan, atau sepintar apapun dia, kalau belum mempunyai kepercayaan diri untuk tampil di depan umum, maka materi yang telah apik disusun itu dapat menjadi tidak baik hasilnya. Sebab apa? Ia akan kesulitan untuk menyampaikannya karena gerogi berada di depan orang. Oleh karenanya melatih kepercayaan diri itu penting diberikan kepada siswa sebagai bekal mereka.

Empat hari sebelum hari H, kepala sekolah telah menyampaikan kepada saya agar nanti pada acara buka bersama bersama siswa, saya diminta untuk menyampaikan kultum sebelum berbuka puasa. Tak ada pilihan lain selain meng-iya-kan permintaannya. Karena posisi saya sebagai guru mata pelajaran pendidikan agama Islam disitu.

Sayapun mulai menyiapkan materi untuk itu. Berhubung ini acara pada bulan Ramadan, maka saya pilih temanya seputar puasa, dengan judul bagaimana agar ibadah puasa kita maksimal. Ada beberapa catatan penting yang dapat disampaikan, yaitu hal-hal yang menyebabkan puasa kita menjadi sia-sia, dan amalan apa yang dapat memaksimalkan ibadah puasa kita.

Yang pertama, salah satu amalan sholeh yang dapat memaksimalkan puasa adalah mengkhatamkan membaca Alqur'an pada bulan Ramadan. Hal ini senada dengan hadits riwayat Bukhari no. 4998, "Jibril itu (saling) belajar Alqur'an dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam."

Dalil tersebut menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan untuk banyak mempelajari Alqur'an pada bulan Ramadan, juga banyak melakukan tilawah (membaca) Alqur'an. Dengan mengerjakan hal demikian, kita telah mengikuti sunnah Rasulullah.

Yang kedua, meninggalkan hal-hal yang membuat puasa menjadi sia-sia. Apa saja beberapa hal tersebut? Melakukan maksiat dan tidak menjaga lisan. Hakikat puasa adalah menahan, bukan hanya menahan dari lapar dan haus saja, tapi juga menahan diri untuk melakukan maksiat. Maksiat adalah melanggar perintah Allah. Maka jauhilah perkara yang dibenci Allah agar ibadah puasa menjadi maksimal.

Selanjutnya menjaga lisan dari perkataan dusta, sia-sia dan kata-kata yang mengandung makna tidak senonoh. Agar tidak terpancing emosi terhadap hal-hal yang memicu marah, maka katakanlah bahwa Anda sedang berpuasa. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah dan Hakim pada kitab shohih at targib wa at tarhib no. 1082.

Materi sudah tersusun rapi dan siap untuk disampaikan. Pada hari dilaksanakannya acara bukber, sayang sekali waktunya tidak cukup, sehingga harus segera 'wassalam' karena waktu berbuka telah tiba. Nah, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman ini baik Anda sebagai panitia bukber maupun sebagai orang yang menyampaikan kultum.

Penyelenggara hendaknyalah tidak memaksakan untuk dilaksanakan kultum jika waktunya mepet menjelang berbuka. Jikapun masih ada waktu beberapa menit menjelang berbuka, kosongkan saja kegiatan. Anjurkan kepada hadirin untuk berdo'a masing-masing. Sebab waktu menjelang berbuka puasa adalah waktu yang mustajab untuk berdo'a.

Lalu kapan waktu yang tepat dilaksanakannya tausiah pada acara bukber? Gunakan waktu yang panjang dengan mengosongkan sepuluh menit sebelum terdengar bedug berbuka ditabuh. Jadi kurang dari sepuluh menit sebelum berbuka, tausiah sudah berakhir.

Kemudian jika posisi Anda sebagai orang yang menyampaikan tausiah, yang diberi waktu di menit-menit terakhir menjelang bedug berbuka --sebagaimana pengalaman saya- sebaiknya Anda bimbing saja para hadirin untuk berdoa, dengan sebelumnya memberitahukan bahwa saat-saat seperti ini adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa, maka berdoalah.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun