Ardi Winangun
Ardi Winangun Wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Artikel Utama

Masihkah Ada Tradisi Beli Baju Lebaran?

5 April 2022   09:49 Diperbarui: 20 April 2022   20:30 3336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masihkah Ada Tradisi Beli Baju Lebaran?
Ilustrasi membeli baju baru lebaran di pasar. Foto: Mohammad Umar Alwi/Kompas.com

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, toko dan pasar terutama gerai-gerai baju atau pakaian selalu ramai diserbu oleh pembeli. Di sana orang-orang memilih dan memilah mana-mana saja baju yang pas untuk digunakan dan dibeli. Mereka berharap dengan membeli baju itu suasana Lebaran akan lebih semarak, ceria, dan bahagia.

Kebiasaan yang terjadi setiap tahun itulah yang membuat tradisi membeli baju Lebaran menjadi budaya. Lebaran dirasa kurang afdol kalau belum membeli baju. Baju yang dibeli itu digunakan pada Hari-H dan Hari H+1 saat mereka bersilaturahmi ke tetangga-tetangga untuk saling bermaafan-maafan. 

Tak heran bila saat Lebaran, semua menggunakan baju baru. Budaya membeli baju baru menjelang Lebaran di tengah masyarakat inilah yang membuat munculnya istilah, 'baju lebaran' atau 'baju botdo (Lebaran dalam bahasa Jawa)'.

Hari Lebaran bagi Ummat Islam adalah hari yang selalu dinantinantikan. Mereka dalam hari itu merasa berbahagia dan ceria. Untuk itu dalam hari yang bahagia, mereka ingin dalam perayaan yang digelar satu tahun sekali itu tampil maksimal. 

Agar kebahagian bisa dirasakan, Ummat Islam, terutama kalangan bawah, beberapa bulan sebelumnya lebih dahulu mengumpulkan uang agar di saat Lebaran bisa membeli baju dan kebutuhan lainnya. Mereka tidak peduli dengan baju baru di hari dan bulan lain, paling penting bagi mereka adalah memakai baju baru saat Lebaran.

Mereka membeli baju menjelang Lebaran atau satu tahun sekali dikarenakan selain Hari Raya Idul Fitri setahun hanya sekali juga dikarenakan tingkat perekonomian masyarakat masih bisa dikatakan belum mapan. 

Bagi Ummat Islam di kalangan bawah, membeli baju baru merupakan sesuatu yang bisa dikatakan mahal. Untuk menghidupi keluarga saja mereka sudah sulit apalagi harus membeli baju baru buat anak-anaknya. Mereka menganggarkan belanja baju hanya saat Lebaran, di bulan yang lain tidak ada anggaran beli baju.

Fakta dan kisah di atas terjadi di tahun 1970-an, 1980-an, 1990-an, dan bisa pula sampai saat ini masih terjadi. Seiring meningkatnya perekonomian masyarakat, keadaan ummat Islam saat ini kondisinya perekonomiannya lebih baik. 

Membaiknya kondisi perekonomian membuat daya beli, konsumsi, Ummat Islam juga terangkat. Mereka bisa membeli baju atau kebutuhan lainnya tidak hanya menjelang Lebaran. Di luar bulan itu mereka sudah mampu untuk membeli kebutuhan itu.

Hal demikianlah yang bisa jadi membuat tradisi membeli baju menjelang Lebaran mulai pudar. Membaiknya tingkat perekonomian masyarakat membuat mereka untuk memiliki baju baru tidak harus menjelang Lebaran, besok atau lusa pun bisa membelinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun