Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Guru

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kisahku Mudik Jelang Lebaran 2019

4 Juni 2019   17:12 Diperbarui: 4 Juni 2019   17:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisahku Mudik Jelang Lebaran 2019
Pemandangan depan rumah. Photo by Ari

Beberapa hari lalu, saya mendapat pesan dari salah satu sopir travel langganan saya. Terakhir ini, saya memang sering mudik naik mobil travel. Harga tiket travel dari Jakarta sampai rumah saya berkisar 200 ribu rupiah. Lumayan, ada sedikit beda dengan tiket bus. 

Terakhir saya naik bus AC malam, dengan jarak sama, tiket seharga 140 ribu rupiah. Masih tambah sambung naik bus untuk tiba di kampung saya, sekitar 10 ribu rupiah. Jadi ya tidak seberapa beda jauh. Naik travel, saya dijemput depan tempat tinggal saya di daerah Tangerang dan diantar ke kampung depan halaman rumah juga.

Naik mobil travel, saya bisa mengenal area kampung sekitar saya tinggal. Jujur, meskipun saya anak kampung, tapi tidak hapal kawasan kampung saya sendiri. Karena selain saya tipe anak rumahan, saya juga sejak lulus SMP sudah di luar kota saja. Sampai saya kuliah dan kerja terus menerus tinggal di kota lain. 

Mudik menjelang lenaran menjadi acara tahunan yang selalu ditunggu. Tapi sekitar 3 tahun terakhir ini, mudik saya memang lebih sering naik mobil travel. Ternyata, tiket menjelang lebarang naik lumayan, sampe 350 ribu rupiah. Hari biasa padahal 200 ribu rupiah. Jadi kalau pulang pergi buat mudik saya harus keluarkan uang 700 ribu rupiah. Jumlah yang tidak sedikit buat saya. 

Namun, tahun ini, khusus mudik menjelang lebaran, saya diajak keluarga kakak saya untuk berangkat bersama. Kalau ini, saya tidak perlu bayar, gratis. Berkat sendiri buat saya. 

Perjalanan mudik kami minggu lalu, di akhir bulan Mei, tepatnya 31 Mei dan sampai rumah Ibu tanggal 1 Juni menjelang Subuh. Kalau buat bercanda, ini perjalanan terpanjang, mulai Mei (akhir ) sampai di tujuan sudah ganti bulan Juni (awal). Seperti perjalanan satu bulan ya.

Memang ada sedikit macet, tapi relatif bukan macet total sampai tidak bisa jalan sama sekali. Perjalanan kami terus maju, berangkat pukul 8 malam dari Bekasi. Sampai rumah Ibu sekitar pukul 3.30 pagi.

Kami memang tidak banyak berhenti. Hanya tiga kali di pom bensin. Perjalanan diiringi musik koleksi saya. Jadi benar-benar menikmatinya. Kalau naik mobil travel, saya biasa dengarkan lagu-lagu selera pak sopir. Mulai dari dangdut maupun pop. Apa saja yang disukai pak sopir.

Bukan hanya itu, karena bersama keluarga kakak saya, perjalanan bebas asap rokok. Berbeda dengan naik mobil travel. Saya harus rela menahan diri dengan bau asap rokok supir travel yang mengemudikan. Katanya, biar tidak mengantuk harus merokok dan dengar musik yang ramai. 

Sebagai penumpang mobil travel yang sering pilih duduk depan, dekat sopir, saya harus bisa terima keadaan. Tetap mensyukuri karena saya bisa mudik masih jauh lebih nyaman dibanding kebanyakan orang. 

Naik mobil travel juga sering berhenti lama untuk istirahat di rumah makan. Memang hanya 1 kali saja. Sopirnya akan istirahat makan, ngopi, merokok dan mengobrol dengan sesam sopir mobil travel lainnya. Kadang saya ikutan makan mie instan dan minum kopi sekedar mengisi perut. 

Naik mobil travel pun harus sabar, menunggu giliran saya diantar ke rumah tujuan saya. Biasanya saya dijemput pertama kali, dan diantar terakhir. Perjalanan saya jadi bisa paling panjang dan lama dibanding penumpang lainnya.

Lelah, pasti terasa. Ngantuk dan emosi pun kadang menggoda. Saya biasanya mendengarkan musik menggunakan headset, koleksi lagu-lagu di HP saya. Cukup menghibur mendengar suara Katon Bagaskara dalam alunan musiknya KLA Project. Kadang juga semangat dengar musiknya Backstreet Boys. Juga aneka koleksi lainnya. 

Saya menikmati perjalanan mudik saya naik mobil travel. Dan saya lebih menikmati lagi perjalanan mudik tahun ini dengan keluarga kakak saya. Banyak kemudahan saya rasakan selama mudik tahun ini. Saya juga mensyukurinya pada Tuhan. 

Untuk rekan-rekan sekalian yang masih dalam perjalanan mudik, semoga perjalanan Anda sekalian menyenangkan, lancar dan aman. Berharap semua mudikers bertemu dengan keluarga besar di kota atau kampung tujuan. 

Tetap jaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan. Sekalian saya mengucapkan selamat menyambut hari raya Idul Fitri bagi semua pembaca yang merayakannya. 

Mohon maaf lahir dan batin.

...

Written by Ari Budiyanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun