Arif
Arif Penulis

Sebagai content writer di salah satu lembaga zakat tingkat provinsi Jawa Barat yang berlokasi di kota Depok. Aktif sebagai mahasiswa semester 6 program studi Akuntansi Syariah. Saat ini, menggeluti beberapa organisasi yang diamanahkan sebagai kepala departement Research and Development (RnD) KSEI IsEF dan Senior Research Assistant di SEBI Islamic and Economic Research Center (SIBERC).

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Muhasabah Diri Pasca Ramadhan

25 April 2023   15:07 Diperbarui: 25 April 2023   15:09 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhasabah Diri Pasca Ramadhan
Sumber: Pixabay

Ramadhan sudah berakhir, entah bagaimana ekspresi yang tepat untuk menggambarkan suasana hati. Di satu sisi kita bergembira, karena terbebas dari kewajiban berpuasa sehingga tidak perlu menahan haus dan lapar lagi. Namun, di sisi lain kita juga bersedih karena kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan di bulan Ramadhan.

Dari Jabir RA dari Rasulullah SAW pernah bersabda: "Ketika datang akhir malam bulan Ramadhan, langit-langit dan bumi, para malaikat menangis karena merupakan musibah bagi umat Muhammad SAW. Rasul pun ditanya; musibah apa itu yaa Rasulullah? Rasulullah menjawab: lenyaplah bulan Ramadhan karena sesungguhnya doa-doa di bulan Ramadhan dikabulkan, dan sedekah diterima, kebaikan dilipatgandakan, dan adzab (siksa) ditolak."

Hadist di atas menunjukkan besarnya keagungan di bulan Ramadhan. Bahkan para malaikat pun menangis karena khawatir kepada umat Rasulullah dengan berakhirnya Ramadhan. Lantas bagaimanakah dengan kita? Amalan apa saja yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan lalu?

"Sekiranya umatku ini mengetahui kebaikan di bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar sepanjang tahun ini semuanya menjadi Ramadhan." (HR. Ahmad).

Muhasabah melalui Tiga Doa Malaikat Jibril

Dari Jabir RA, bahwa Rasulullah SAW naik ke mimbar. Ketika beliau naik ke anak tangga pertama, kedua, dan ketiga beliau mengucapkan, "Aamiin". Lalu para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, kami semua mendengar engkau berkata: Aamiin, aamiin, aamiin. 

Lalu beliau menjawab, "Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril datang kepadaku dan berkata: Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan namun dosanya tidak diampuni. Maka Aku pun berkata: Aamiin.

Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya tidak membuatnya masuk ke dalam surga. Aku pun berkata: Aamiin.

Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika namamu disebutkan di hadapannya tapi dia tidak bersholawat untukmu. Maka Aku pun berkata: Aamiin. (HR. Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam shahih al-Tirmidzi)

Hadist di atas, seharusnya menjadi renungan kita di saat akhir Ramadhan, karena peristiwa tersebut terjadi di bulan Ramadhan. Kalimat "celakalah seorang hamba" pada hadist tersebut memiliki dua makna. Pertama, ungkapan kebencian terhadap orang-orang yang lalai memanfaatkan peluang bulan Ramadhan. Dan kedua, ancaman bagi orang yang buruk etikanya.

Dosanya Tidak Diampuni

Sebagaimana doa malaikat jibril yang pertama, celaka orang yang mendapati Ramadhan, namun dosanya tidak diampuni. Sejatinya ini sebuah pengingat dan ancaman bagi kita untuk kembali merenungkan amalan apa saja yang telah kita lakukan selama Ramadhan. Dan apakah amalan itu mampu menghantarkan kita kepada ampunan Allah.

Atau mungkin kita tidak merasa ada yang istimewa pada Ramadhan tahun ini, sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Sudahkah kita menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba? Dan sudahkah kita menjauhi larangan-larangan Allah? Semua jawaban apa pada diri kita.

Jangan sampai kita termasuk pada golongan orang yang merugi hingga berakhirnya bulan Ramadhan. Betapa angkuhnya kita yang merasa baik-baik saja, padahal diri bergelimang dosa. Mungkinkah kita termaksuk dalam golongan orang yang berpuasa, namun tidak ada yang didapat kecuali lapar dan dahaga? naudzubillah min dzalik.

Meminta Keridhaan Orang Tua

Tidak kalah penting, doa malaikat yang kedua adalah tentang berbakti kepada orang tua. Bagi kita yang masih memiliki orang tua, maka bersegeralah meminta ampunan kepadanya. Bawakan pakaian atau hal yang disukainya. Habiskan waktu bersamanya, dan lakukan hal-hal yang bisa membuat mereka bahagia. Jangan sampai kita melukai hatinya, karena itu akan mengundang murka Allah SWT.

Bershalawat Terhadap Rasulullah SAW

Di samping itu, tidak lupa pula untuk selalu mengingat orang yang paling berjasa dalam memperjuangkan Islam, yaitu baginda Rasulullah SAW. Jangan sampai kita tidak menyambut sholawat atas dirinya, dan jangan sampai kita tidak mengetahui sejarah perjuangan panjangnya.

Dia yang berdarah pelipisnya, menangis memohon untuk keselamatan umatnya, dan tegak berdiri sholat hingga bengkak kakinya, tidak lain hanya untuk kejayaan Islam. Dan kini kita merasakan betapa nikmatnya perjuangan Rasulullah. Jadi, jangan pernah kita lupakan jasa-jasa Rasulullah SAW. Hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk membalas jasa Rasulullah adalah dengan bersholawat kepadanya.

Semoga Allah senantiasa memudahkan gerak hati kita untuk selalu mengingat nasihat-nasihat Rasulullah SAW. Kesimpulan dari bahasan di atas yang dapat kita ambil bahwa muhasabah di akhir Ramadhan sangat penting untuk evaluasi ibadah yang sudah kita lakukan. Terlebih lagi pada tiga hal yang disinggung dalam hadist di atas, yaitu memohon ampunan atas dosa-dosa kepada Allah, berbakti kepada orang tua, dan memperbanyak sholawat. Mari sempurnakan amalan kita dengan Zakat, Infak, dan Sedekah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun