Ari Indarto
Ari Indarto Guru

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memaafkan Meningkatkan Imunitas

29 April 2023   19:45 Diperbarui: 29 April 2023   19:49 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaafkan Meningkatkan Imunitas
Kegembiraan dan imunitas (Sumber: Andri-Pixabay.com)

Memaafkan. Manusia tidak lepas dari kesalahan. Namun, kesadaran atas sebuah kesalahan justru menjadi titik balik untuk memparbaiki sebuah hubungan. Meski berat, membari pengampunan ada sebuah upaya meredam dendam.

Memaafkan terkadang menjadi sebuah kata yang sulit untuk dilakukan. Apalagi kesalahan dilakukan oleh seseorang yang sebelumnya begitu dekat dengan kita, begitu berat dirasakan, bahkan menguat menjadi sebuah dendam kesumat yang pantang untuk dimaafkan. Luka batin telah menggerogoti dan begitu sulit diredam dengan cara apapun. Terkadang melupakan menjadi jalan terbaik dan memaafkan tidak menjadi jalan keluar yang pantas diberikan. 

Memberi arti

Sakit hati, dendam kesumat, menjadi belenggu yang menutup pintu-pintu maaf. Padahal, memaafkan sebenarnya adalah sebuah tindakan memberikan maaf atau pengampunan kepada seseorang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita. Memaafkan berkaitan dengan membuka diri untuk orang lain, membuka diri kepada mereka yang telah melakukan kesalahan, membuka diri kepada mereka yang meminta maaf. Memaafkan adalah membuka kembali kerendahan hati untuk menghadirkan mereka yang telah melukai. 

Memaafkan menjadi bagian sebuah  proses menghilangkan dendam kesumat, menghilangkan perasaan  sakit yang mungkin dirasakan karena sebuah tindakan. Kita berusaha melepaskan beban emosional yang melekat pada berbagai tindakan yang telah melukai. Karena itulah memaafkan diharapkan akan membantu memperbaiki hubungan antara dua orang atau lebih untuk kembali kepada relasi yang dipenuhi keikhlasan. 

Memaafkan bukan berarti melupakan segala kesalahan yang pernah dilakukan, atau mengabaikan kesalahan-kesalahan  yang pernah terjadi, tetapi dengan memaafkan setiap insan akan menerima dan menyadari setiap kesalahan untuk mengembalikan diri tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.  

Memaafkan selalu dimulai dengan sikap positif bukan hanya terhadap diri sendiri tetapi terhadap orang lain. Untuk itulah, dampak positif seharusnya benar-benar dirasakan bukan hanya secara fisik tetapi juga secara psikis. Dampak memaafkan pada akhirnya akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh atau imunitas. 

Ketika manusia merasakan sakit hati, kemarahan yang berlebih, tertekan/stres yang diakibatkan karena perasaan ketidakadilan karena orang lain atau pengkhianatan yang dilakukan orang-orang di sekitar, sebenarnya tubuh kita melepaskan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon inilah yang alan  melemahkan sistem kekebalan tubuh kita. Risiko penyakit akan selalu muncul ketika kekebalan tubuh kita rentan terhadap penyakit di sekitar,  beragam penyakit mengancam ketika kondisi tubuh kita pada kondisi yang paling lemah. 

Keajaiban makna  

Maka, sering kali kata memaafkan dianggap sebagai sebuah kata ajaib yang dianggap mampu  meredakan stres atau menghilangkan ketegangan.  Karena setiap tekanan dan ketegangan yang terjadi pasti akan menghilangkan  kebahagiaan dan kesejahteraan setiap manusia. Mereka yang berani memaafkan adalah mereka yang cenderung optimis, rendah hati dan tidak cemas untuk menjalani setiap derap kehidupan. Di sinilah, sebenarnya kita memberikan ruang kepada kekebalan tubuh bekerja untuk melawan beragam penyakit yang mungkin menyerang. 

Namun, imunitas memang tidak hanya berhubungan dengan daya memaafkan. Banyak faktor yang juga sangat mempengaruhi bagimana kesehatan fisik dan mental ini mampu bertahan dari serangan penyakit, misalnya, cara makan, olahraga, dan pola tidur. Relasi dan komunikasi dengan orang lain akan memperkuat upaya menyehatkan kembali fisik dan mental. 

Hari Raya Idul Fitri selalu dikaitkan dengan tradisi saling memaafkan.  Hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dianggap sebagai saat yang tepat untuk kembali membersihkan dari dari berbagai kesalahan yang telah diperbuat. Apalagi memaafkan selalu dipandang sebagai tindakan mulia yang akan memberikan kedamaian dan ketenangan kepada yang memaafkan dan yang dimaafkan. Karena itulah, menguatkan diri sebagai mahkluk sosial selalu dimulai dengan keinginan membuka pintu hati untuk berani meminta maaf dan berani memaafkan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun