Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Diplomat

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjadikan Work, Life, Ibadah Balance Sebagai Gaya Hidup

23 Maret 2024   10:45 Diperbarui: 23 Maret 2024   13:23 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadikan Work, Life, Ibadah Balance Sebagai Gaya Hidup
ilustrasi keseimbangan hid,  sumber gambar: Kompas.com

"Man, sudah waktunya istirahat siang nih, Kita sholat Dzhuhur berjamaah yuk di musholla kantor," ajak Asep kepada Maman

"Sebentar lagi ya, tanggung nih sedang menyelesaikan laporan kegiatan yang diminta boss," jawab Maman

"Ok, kalau begitu saya duluan ya. Nanti nyusul saja," ujar Asep.

Ketika Maman akhirnya selesai membuat laporan kegiatan, waktu sudah menunjukkan pukul tiga siang, sebentar lagi waktunya sholat Ashar. Maman pun terburu-buru sholat Dzhuhur sendirian di ruang kerjanya yang sempit.

Sementara itu, Rudi yang bekerja di sebuah perkantoran padat di Jakarta tidak dapat pulang kerja tepat waktu karena harus menyelesaikan rapat dengan salah seorang kliennya. Padahal, semestinya Rudi bisa pulang lebih cepat pada pukul tiga sore, sesuai ketentuan jam kantor selama Ramadan. Dengan pulang lebih cepat, ia berharap bisa tiba di rumahnya di Bekasi sebelum waktu berbuka.

Oleh karena pulang agak terlambat dan terjebak macet di perjalanan, Rudi pun tiba di rumah setelah Magrib. Ia tidak bisa berbuka puasa bersama dengan keluarga. Selanjutnya, karena kecapaian beraktivitas sepanjang hari, ia pun akhirnya tidak melaksanakan sholat Isya dan Tarawih berjamaah di masjid di dekat rumahnya. Usai menunaikan sholat Isya di rumah, ia pun segera tidur agar nanti tidak terlambat sahur.

Dua cerita di atas hanyalah ilustrasi sederhana bagaimana kehidupan modern saat ini, seringkali membuat seseorang terjebak dalam rutinitas yang menyita waktu dan energi. Situasi yang membuat seseorang menjadi sulit untuk menjaga keseimbangan hidup dalam menghadapi tuntutan pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial, termasuk dalam hal menjalankan ibadah dengan lebih baik, khusus di bulan Ramadan (work, life, ibadah balance).

Padahal, lazim dipahami bahwa menjaga keseimbangan hidup atau yang biasa dikenal sebagai Work Life balance merupakan kunci untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

Di era modern dimana teknologi berkembang pesat, seseorang dituntut untuk memiliki kompetensi dalam banyak hal agar dapat menjaga keseimbangan hidup. Bukan hanya kemampuan yang berkaitan dengan pelaksanakan pekerjaan, tetapi juga kemampuan dalam menjalankan kehidupan pribadi, teman atau keluarga.

Oleh karena itu, menjaga keseimbangan hidup berarti menyeimbangkan waktu dan perhatian yang diberikan pada aspek-aspek penting dalam hidup, seperti pekerjaan, keluarga, kesehatan, dan kehidupan sosial termasuk dalam menjalankan ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun