Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Diplomat

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pantun Ramadan dalam Jejak Sastra Nusantara

24 Maret 2024   10:58 Diperbarui: 24 Maret 2024   12:16 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantun Ramadan dalam Jejak Sastra Nusantara
Ekspresi membaca pantun, sumber gambar: Aris Heru Utomo

Selain masyarakat Melayu dan Betawi, banyak anggota masyarakat lainnya yang suka berpantun. Beberapa alasannya adalah pantun bisa digunakan untuk mengasah diri dalam bertutur kata dengan santun. Di samping itu, pantun juga mempunyai keindahan bahasa dan isi yang padat dalam susunan bait yang singkat serta dapat menyampaikan maksud dengan singkat.

Sejalan dengan pelaksanaan ibadah Ramadan, lewat pantun, kita bisa menyampaikan rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk menjalani Ramadan, bulan yang penuh rahmat. Juga bisa digunakan untuk saling meminta maaf pada saat berakhirnya Ramadan.

Berikut ini sederet pantun tema Ramadan versi saya yang mungkin dapat menjadi referensi dalam menyampaikan rasa syukur dn pesan kepada sanak keluarga, sahabat dan teman:

Jalan-jalan ke kota Medan
Jangan lupa mampir ke jalan Angkasa
Salam bahagia di bulan Ramadan
Semoga kita selalu sehat dalam berpuasa

Pergi ke Bogor membeli talas
Jangan lupa membeli gula
Bulan puasa nggak boleh malas
Ayo semangat mengejar pahala

Hari Senin hari Selasa
Saatnya bekerja di Jakarta
Kuucapkan selamat berbuka puasa
Untuk saudara dan sahabatku tercinta

Ke Antam membeli emas
Pulangnya ke pasar membeli ikan
Meski puasa membuat lemas
Tarawih dan mengaji jangan dilupakan

Berolahraga lah sesuai usia
Loncat tinggi sampai terlempar
Jangan jadikan puasa sia-sia
Hanya menahan haus dan lapar

Tempat hiburan adanya di dufan
Pergi kesana bersama ibu Iriana
Mari kita saling bermaafan
Agar puasa kita sempurna

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bermaafan kita lebih dahulu
Makan ketupat kemudian

Berkendara setir sendiri
Lampu merah harus berhenti
Bulan Ramadhan bersihkan diri
Idul Fitri sucikan hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun