Artika Puspitasari Salsabila
Artika Puspitasari Salsabila Mahasiswa

Seorang anak perempuan kelahiran Kabupaten Fakfak yang senang bercerita kepada teman-temannya dan memberikan aura positif ke semua orang serta mempunyai bakat bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menggali Makna Ramadhan dan Idul Fitri: Tradisi, Keharmonisan, dan Kebahagiaan Bersama

15 April 2024   19:12 Diperbarui: 15 April 2024   19:15 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggali Makna Ramadhan dan Idul Fitri: Tradisi, Keharmonisan, dan Kebahagiaan Bersama
Merayakan Idul Fitri bersama keluarga di rumah Mbah Buyut di Purworejo (dokumen pribadi)

Dalam sebagian besar dunia Muslim, kedatangan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri menjadi momen yang dinanti-nantikan setiap tahunnya. Kedua peristiwa ini tidak hanya memiliki nilai keagamaan yang mendalam, tetapi juga mencerminkan keragaman budaya dan tradisi yang khas di berbagai belahan dunia. Mari kita menjelajahi makna dan keunikan dari Ramadhan dan Idul Fitri serta bagaimana perayaan ini mempersatukan komunitas Muslim di seluruh penjuru bumi. 

Ramadhan Bulan Penuh Berkah

Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Islam, memiliki makna yang sangat penting bagi umat Muslim, termasuk anak muda seperti Shafa (18 tahun). Ini adalah bulan di mana umat Islam diwajibkan untuk berpuasa dari fajar hingga senja sebagai bentuk pengendalian diri, refleksi spiritual, dan kepatuhan kepada Allah. Puasa Ramadhan juga melibatkan aktivitas ibadah lainnya, seperti membaca Al-Quran, berdoa, dan meningkatkan amal kebajikan. Seperti diperintahkan dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 183:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Foto bersama Shafa dan Ira (dokumen pribadi)
Foto bersama Shafa dan Ira (dokumen pribadi)

Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menjaga kesucian hati dan perbuatan. Bagi umat Islam, Ramadhan adalah kesempatan untuk membersihkan jiwa, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan meningkatkan kesadaran akan kebutuhan orang lain. Di seluruh dunia, umat Muslim, termasuk anak muda seperti Shafa, menjalani bulan suci ini dengan penuh semangat, meskipun tantangan dan perbedaan waktu yang ada.

Tradisi dan Kehangatan Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, suasana kebersamaan dan kebaikan umat Muslim menjadi sangat kental. Di banyak negara, terutama di negara dengan mayoritas Muslim, kota-kota menjadi hidup dengan aktivitas malam yang ramai. Pasar Ramadhan, di mana makanan dan minuman khas dijual untuk berbuka puasa, menjadi pusat kegiatan sosial. Orang-orang berkumpul di masjid untuk shalat tarawih dan mendengarkan ceramah keagamaan.

Selain itu, Ramadhan juga menjadi saat bagi keluarga dan teman-teman, termasuk Shafa, untuk berkumpul bersama di meja berbuka puasa. Momen ini diisi dengan kebersamaan, berbagi cerita, dan merasakan kebahagiaan bersama. Momen kebersamaan ini memperkuat hubungan antarindividu dan memperdalam nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dalam komunitas Muslim.

Ramadhan dalam Makna Universal

Tidak hanya bagi umat Muslim, Ramadhan juga memiliki makna universal yang dapat dirasakan oleh teman-teman non-Muslim. Bulan Ramadhan sering kali menjadi momen untuk membangun pemahaman lintas agama dan budaya. Di banyak negara dengan populasi beragam, non-Muslim turut menghormati praktik puasa Ramadhan dengan memahami nilai-nilai pengendalian diri, kesabaran, dan kepedulian terhadap sesama yang terkandung dalam puasa tersebut. Selain itu, di tempat kerja atau lingkungan sosial, Ramadhan sering menjadi kesempatan bagi teman-teman non-Muslim, untuk menunjukkan toleransi dan dukungan terhadap kolega yang sedang berpuasa.

Kebiasaan Unik di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan juga dikenal dengan kebiasaan-kebiasaan unik yang tidak kita temukan di bulan-bulan lainnya. Untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas tentang hal ini, kami melakukan wawancara dengan Shafa dan Rachel.

Shafa (18 tahun), Yogyakarta.

Menurut Shafa, "Bulan Ramadhan adalah waktu yang istimewa bagi saya untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Saya juga senang berbagi kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman di saat berbuka puasa dan sahur."

Foto bersama Shafa (dokumen pribadi)
Foto bersama Shafa (dokumen pribadi)

Rachel (19 tahun), Yogyakarta.

Rachel berbagi, "Bulan Ramadhan merupakan bulan yang amat mulia dimana saya bisa meningkatkan ibadah saya dan mendekatkan diri kepada Allah. Saya juga senang ketika saya dan teman-teman saya berburu takjil saat sudah mendekati waktu buka puasa. Saya juga sangat bahagia karena dapat berkumpul dengan keluarga serta teman-teman saya untuk berbuka maupun sahur bersama. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan."

Foto bersama Rachel (dokumen pribadi)
Foto bersama Rachel (dokumen pribadi)

Adapun sebuah tradisi yang umum dilakukan oleh segelintir umat Islam bahkan non Islam yang ikut memeriahkannya, yaitu tradisi buka bersama atau "bukber" yang menjadi ajang silaturahmi antar teman atau keluarga selama bulan Ramadhan. Bukber adalah momen di mana orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama setelah menjalani puasa sepanjang hari. Tradisi ini mempererat hubungan sosial dan persahabatan di antara komunitas Muslim.

Bukber menjadi ajang untuk saling berbagi kebersamaan dan kegembiraan. Di tempat-tempat umum atau di rumah-rumah, orang-orang bersama-sama menikmati hidangan berbuka puasa sambil berbincang-bincang dan saling bertukar cerita. Tradisi buka bersama memupuk rasa kebersamaan dan kepedulian di antara individu-individu dalam komunitas Muslim, serta mencerminkan nilai-nilai keramahan dan kedermawanan yang dianut dalam ajaran Islam.

Buka puasa bersama di Laboratorium Agama, Masjid UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (dokumen pribadi)
Buka puasa bersama di Laboratorium Agama, Masjid UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (dokumen pribadi)

Idul Fitri sebagai Puncak Kebahagiaan Setelah Ramadhan

Setelah sebulan penuh berpuasa dan meningkatkan keimanan, umat Islam merayakan Idul Fitri. Idul Fitri merupakan momen kemenangan setelah menjalani ujian puasa selama Ramadhan. Hari Idul Fitri dimulai dengan shalat Id di masjid atau lapangan terbuka, diikuti dengan saling mengunjungi keluarga dan sanak saudara.

Tradisi Idul Fitri di berbagai negara memiliki kekayaan yang unik. Di Indonesia misalnya, Idul Fitri identik dengan tradisi mudik, di mana jutaan orang bergerak menuju kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga. Di sana, mereka menyantap hidangan khas Idul Fitri seperti ketupat, opor ayam, rendang dan kue-kue tradisional.

Merayakan Idul Fitri di rumah Mbah Buyut bersama keluarga di Purworejo (dokumen pribadi)
Merayakan Idul Fitri di rumah Mbah Buyut bersama keluarga di Purworejo (dokumen pribadi)

Berkumpul dan Mudik Bersama

Idul Fitri juga menjadi waktu bagi keluarga untuk berkumpul dan merayakan kebersamaan. Banyak keluarga yang melakukan mudik, yaitu perjalanan ke kampung halaman, untuk bersilaturahmi dan merayakan Idul Fitri bersama orangtua, saudara, dan kerabat. Tradisi ini menciptakan momen kebahagiaan dan kehangatan di antara anggota keluarga yang terpisah jarak sepanjang tahun.
Namun, arus mudik juga sering menjadi tantangan tersendiri selama Idul Fitri. Jutaan orang memadati jalan raya dan transportasi umum untuk pulang ke kampung halaman, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah di beberapa titik. Menurut laporan berita, arus mudik selama Idul Fitri merupakan salah satu momen tersibuk di tahun ini, dengan jumlah kendaraan yang melintas mencapai jutaan.

Selain kemacetan, mudik juga membawa risiko keselamatan bagi para pemudik. Pihak berwenang dan petugas keamanan meningkatkan kewaspadaan untuk memastikan kelancaran dan keselamatan perjalanan selama musim mudik Idul Fitri. Meskipun demikian, semangat kebersamaan dan kebahagiaan Idul Fitri tetap menjadi daya tarik yang kuat bagi banyak keluarga yang bersiap-siap untuk pulang ke kampung halaman.


Ramadhan dan Idul Fitri adalah momen yang sangat penting dalam kehidupan umat Muslim di seluruh dunia. Selain aspek keagamaannya, kedua perayaan ini juga merupakan pesta budaya dan tradisi yang membawa keharmonisan, kebersamaan, dan kebahagiaan bagi masyarakat Muslim. Di balik ritual dan tradisi yang berbeda-beda, esensi Ramadhan dan Idul Fitri adalah tentang mencintai sesama, menghormati nilai-nilai kehidupan, dan merayakan kehidupan bersama dalam cinta dan damai. Sementara bagi teman-teman non-Muslim, Ramadhan dan Idul Fitri juga menjadi kesempatan untuk memahami dan menghormati nilai-nilai universal yang terkandung dalam kedua perayaan ini. Itulah sebabnya Ramadhan dan Idul Fitri merupakan momen yang membawa keberkahan serta kemuliaan bagi seluruh manusia di dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun