Asep Sadikin
Asep Sadikin Guru

Saya mengajar di SMK Negeri 6 Pandeglang saat ini sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Fase di Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya

3 April 2024   06:53 Diperbarui: 3 April 2024   06:57 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fase di Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya
 Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

Bulan Ramadhan bulan yang istimewa. Banyak yang berbicara  keistimewaan di bulan Ramadhan, yaitu bulan merupakan bulan puasa yang diwajibkan untuk umat Islam dan  puasa dibulan ini sebagai ciri utama bulan Ramadhan.

Di bulan Ramadhan turun wahyu Allah yang pertama tahun 610 M, sebagai membuka wahyu Al-Qur'an pada bulan-bulan berikutnya selama lebih kurang 23 tahun dan sebelum Rasul Muhammad wafat di Madinah pada tahun 632 M. 

Keistimewaan nilai-nilai Ramadhan. 

Ramdhan ada yang mengklasifikasi tiga fase nilai, meskipun sumber hadisnya lemah tetapi dapat menjadi motivasi dalam menjalankan ibadah. Adapun fase tersebut yaitu :

1. Fase Rahmat (kasih sayang), di mulai  tanggal 1 sampai tanggal 10 Ramadhan. Di fase ini dilebihkan nilai rahmat bagi siapa saja yang ingin memperolehnya. Maka tundukkanlah rasa hati orang yang berpuasa untuk meningkatkan mutu berbuat baik, meraih kebaikan dan pahala dengan saling menghormati, menjaga ukhuwah, musawwah, ingin bersedekah, berderma dll. 

2.  Fase  Maghfirah (ampunan), di mulai  tanggal 11 sampai tanggal 20 Ramadhan.  Fase ini yang lebih memberi bonus ampunan dari Allah kepada manusia, yang dalam puasanya ia pun selalu bertaubat, mengharap ampunan Allah Swt. Lebih bisa mengevaluasi kesalahan diri dan kekurangan yang ada pada dirinya, bukan lebih pandai mengevaluasi kekurangan diri orang lain. Maka perbanyak dzikir, istighfar, beramal  baik yang mendatangkan ampunan (rahmat), serta mampu menekan dirinya dari sifat-sifat buruk seperti ujub, takabur, merasa paling benar, merasa paling hebat, yang lain dianggap rendah, dan lain-lain. 

Artinya di fase ini perbanyaklah introspeksi diri (muhasabah ), mendekatkan diri kepada Allah Swt. (muqarrabah), bersunguh - sungguh (mujahadah) untuk mengharap ampunan Allah bagi dirinya, dan memohonkan kepada Allah Swt. utuk orang lain, bapak dan ibu (orang tua), sanak saudara, kakek dan nenek, dan saudara setanah air. Memohonkan maghfirah untuk kita dan mereka yang masih hidup dan apalagi yang sudah almarhum dan almarhumah sangat mengharapkan kiriman doa dari kita.  

3. Fase itqun minan nar (terbebas dari api neraka) fase ini mulai tanggal 21 hingga akhir malam Ramadhan (28, 29, atau 30 Ramadhan) supaya orang yang berpuasa selalu berdoa agar dijaga dari siksa api neraka. Di fase ini, perbanyaklah Iktikaf di masjid, dekatkanlah sedekat-dekatnya diri kita dengan Allah, jalinlah hubungan mesra  hamba dengan Allah,  lebih dekatlah antara yang dikasihi (hamba) dengan yang mengasihi. 

Allah Swt. berfirman: Jika kamu (hamba) cinta kepada-Ku, Aku (Allah) lebih dekat cinta kepadamu, bahkan Allah memberi rahmat dan maghfirah kepadamu (QS Ali Imran: 31).  Allah pun membuka doa kepada hamba yang punya hajat: Allah adalah dekat dan paling dekat, maka wahai hamba-Ku mintalah, memohonlah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doa dan hajatmu (QS Al-Baqarah: 186). 

Oleh karena itu, supaya kita tidak tegolong orang yang merugi, kita amalkan apa-apa amalan ibadah untuk meraih keuntungan nilai ibadah pada masing-masing fase Ramadhan untuk meningkatkan Iman dan taqwa. 

Untuk selalu mendapatkan petunjuk Allah Swt. dan untuk kita selalu bersyukur kepada-Nya, karena orang-orang yang berpuasa bisa mengerti, memahami isi dan esensi puasa Ramadhan. 

Wallahu a'lam bish shawab. 

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun