Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Guru

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Berkualitas

25 Maret 2023   03:50 Diperbarui: 25 Maret 2023   03:58 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Berkualitas
ilustrasi olahan canva.com

Ramadhan adalah bulan yang penuh kebaikan. Bulan dimana setiap ikhtair baik dimudahkan. Bulan dimana pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga ..." (HR. Ahmad; hasan)

Dibukanya pintu-pintu surga bisa dimaknai dengan dimudahkannnya pintu-pintu kebaikan. Ini berarti bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbanyak dan meningkatkan amal kebaikan. Karena amal kebaikan adalah salah satu tiket masuk ke surga-Nya. Perbuatan baik yang didasari ikhlas karena Allah swt bisa jadi penentu kita dimasukkan ke surga-Nya, jadi jangan pernah remehkan perbuatan baik meski kecil.

Apalagi di bulan Ramadhan ini, bulan diwajibkannya berpuasa. Puasa yang baik dan berkualitas adalah puasa yang diisi dengan perbuatan-perbuatan baik.Ini diisyaratkan dalam sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa ada orang yang berpuasa akan tetapi hanya mendapatkan rasa lapar dan haus semata. Salah satu penyebabnya adalah puasa yang dijalaninya sekedar menggugurkan kewajiban, tanpa mengindahkan anjuran-anjuran untuk beramal yang bisa menyempurnakan ibadah puasanya.

Dalam sabda lainnya beliau menjelaskan bahwa : "Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil kepadamu, katakanlah, "aku sedang puasa, aku sedang puasa" (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Laghwu adalah perkataan yang sia-sa dan tidak bermanfaat. Sedangkan rofats adalah perbuatan-perbuatan yang membuat amalan seseorang menjadi sia-sia.

Senada dengan pesan Rasulullah SAW tersebut, petuah bijak dari Jabir bin Abdillah pun bisa kita jadikan renungan: "Seandainya kamu berpuasa maka hendaklah pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak puasamu sama saja."

Satu bentuk perbuatan baik yang diisyaratkan untuk dilakukan menurut hadits riwayat Ibnu Majah dan Hakim ini adalah dengan menahan diri untuk tidak membalas keburukan yang ditujukan kepada kita. Bersabar untuk tidak berbuat jahat, meski orang lain berbuat kepada kita. Bersabar dan menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain, meski hanya dengan ucapan yang menyakitkan.

Ada petuah yang pernah saya terima bahwa beramal baiklah meskipun kecil yang bisa kamu lakukan. Untuk berbuat baik, tidak perlu khawatirkan akan balasan yang akan kamu terima, tapi berbuatlah ikhlas karena-Nya. Tak payah kau hiraukan pandangan orang, karena Allah swt sudah berpesan: "dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya..." (QS. al-Baqarah: 197). Cukup Allah swt yang tahu upaya kita.

Amal baik apa yang bisa kita lakukan? Percakapan Sahabat Abu Dzar dengan Rasulullah saw berikut memberikan gambaran betapa luasnya cakupan amal kebaikan yang bisa kita lakukan.

Abu Dzar : "Ya Rasulullah, amal apakah yang paling utama?"
Rasulullah saw: "Beriman kepada Allah dan berjihad pada jalan-Nya"
Abu Dzar: (jika aku akan memerdekakan budak) "Budak bagaimanakah yang paling utama untuk dimerdekakan?"
Rasulullah saw: "Budak yang paling disayang oleh majikannya dan paling mahal harganya"
Abu Dzar: "Jika saya tidak bisa melakukakannya?"
Rasulullah saw: "Kamu membantu seorang pekerja atau kamu berbuat sesuatu untuk orang yang tidak bisa bekerja"
Abu Dzar: "Ya Rasulullah, bagaimana kalau saya tidak mampu berbuat amal-amal kebaikan?"
Rasulullah saw menjawab: "Jauhkanlah kejahatanmu dari orang lain, karena itu menjadi sedekah darimu untuk dirimu"

***
Yuk berbuat baik, meski sekedar menjauhkan diri dari berbuat jahat kepada orang lain.

Yuk berbuat baik, meski sekedar menghindarkan diri dari menyakiti hati saudara kita, menjauhkan lisan dari berucap tentang kejelekan saudara kita, karena jika itu terdengar olehnya itu sangat menyakitkan.

Yuk berbuat baik, sekecil apapun kebaikan yang bisa kita lakukan. Agar puasa kita berkualitas, sehingga tidak hanya lapar dan dahaga yang kita dapat.

Nah, mengenai menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain, ada beberapa tips yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah:
- pikirkan dulu sebelum kita mau mengatakan sesuatu
- berbicara dengan lembut, tidak berteriak atau dengan nada tinggi
- tidak menjelekkan lawan bicara kita
- tidak provokatif yang menjurus kepada mengadu domba
- berbicara sambil memikirkan perasaan lawan bicara kita
- lebih banyak mendengar daripada berbicara

"Man 'amila solihan falinafsih" (barangsiapa yang mengerjakan amal saleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun