Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Guru

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengapa Harus Berbuat Kebaikan?

29 Maret 2023   13:00 Diperbarui: 29 Maret 2023   13:04 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Harus Berbuat Kebaikan?
Koleksi Pribadi diolah dari Canva

Di ayat 96 Surat Maryam dijelaskan oleh Allah swt bahwa pahala yang baik bagi mereka yang berbuat baik atas dasar iman adalah tertanamnya kasih sayang dalam hati.  "Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)" (Q. S Maryam : 96)

Selain itu, bagi mereka akan dianugrahi oleh Allah swt kemudahan dan ketenteraman hidup. Akan dihilangkan rasa galau, resah gelisah, merana. Tidak akan ada kekhawatiran akan kezaliman yang bisa mengancamnya kehidupannya. Sebagaimana firman Allah swt: "Dan barangsiapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak pula khawatir akan pengurangan haknya" (Q. S Taha : 112)

Imam Jalalain menyatakan bahwa mereka tidak ada kekhawatiran akan diperlakukan tidak adil dengan diberatkan dosa-dosanya dan tidak pula akan dikurangi pahala kebaikannya.

Bisa bermakna pula bahwa balasan kebaikan yang lebih baik itu berupa surga Firdaus, yang disediakan oleh Allah swt sebagai tempat tinggal yang nyaman sehingga yang sudah memasukinya tidak ingin keluar atau pindah dari sana. Sebagaimana firman Allah swt: "Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana" (Q. S Al-Kahfi : 107-18)

Di ayat lain: "Sungguh Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Sungguh Allah berbuat apa yang Dia kehendaki" (Q. S Al-Haj : 14)

Ibnu Katsir menyatakan bahwa surga-surga itu sebagai tempat yang mulia, disediakan oleh Allah swt bagi mereka yang telah membuktikan keimanan mereka dengan perbuatan nyata. Mereka melakukan amal kebaikan dengan berbagai pendekatan diri kepada Allah swt dan meninggalkan kemungkaran.

Surga itu adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan :"Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan berada dalam surga-surga yang penuh kenikmatan" (Q. S Al-Haj : 56)

Surga itu merupakan rezeki yang mulia dari sisi Allah swt sebagai bentuk balasan keimanan dan kebajikan yang telah mereka lakukan semasa hidup di dunia. Lantaran perbuatannya itu, Allah swt juga melimpahkan ampunan atas dosa-dosa yang pernah mereka lakukan. Sebagaimana firman-Nya :"Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia" (Q. S Al-Haj : 50)

Itulah keberuntungan hidup. Barangsiapa dapat memasuki surganya Allah swt, dialah orang yang benar-benar beruntung. Dan Allah swt menghendaki hamba-Nya agar meraih keberuntungan itu. Maka dengan Ramhan dan Rahim-Nya Dia menyuruh kita untuk menyempurnakan keimanan dengan berbuat baik, senang manyambung silaturahim dan menghiasi hari-hari kita dengan akhlak yang mulia. "Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung" (Q. S Al-Haj : 77)

Keberuntungan yang dimaksud dalam ayat ini menurut Imama Jalalain adalah dapat hidup kekal abadi di dalam surga-Nya. Bahwa manfaat kebaikan yang kita lakukan sejatinya akan kembali kepada diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Allah swt berfirman : "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri." (Q. S Al-Isra : 7)

Kebaikan yang bisa mengundang kebaikan untuk diri kita sendiri adalah kebaikan yang dilandasi dengan iman dan taqwa. Itulah yang dikatakan oleh Imam Jalalain, bahwa "jika kalian berbuat baik dengan mengerjakan ketaatan berarti kalian berbuat baik bagi kalian sendiri karena sesungguhnya pahala kebaikan yang kalian lakukan adalah untuk diri kalian sendiri, bukan untuk orang lain". Maka mari lakukan kebaikan atas dasar ketaatan kepada Allah swt, demi meraih cinta-Nya, demi ridha-Nya. Kesampingkan ego dunia agar hati dan raga ini ringan untuk melakukan kebaikan dalam kondisi apapun dan kepada siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun