Atanshoo
Atanshoo Penulis

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

5 Jurus Jitu Mengindari Pertanyaan "Kapan Nikah?" di Hari Lebaran

30 Maret 2024   22:19 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:22 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 Jurus Jitu Mengindari Pertanyaan "Kapan Nikah?" di Hari Lebaran
5 Jurus Jitu Mengindari Pertanyaan "Kapan Nikah?" di Hari Lebaran (Olivia Bauso on unsplash)

Lebaran, hari kemenangan umat Islam yang dirayakan dengan penuh suka cita. Namun, bagi para pejuang single, momen ini bisa berubah menjadi ajang "interogasi". Pertanyaan klasik, "Kapan nikah?" bak senjata makan sendiri, berdengung di telinga saat berkumpul dengan keluarga besar.  Jangan gusar! Anda tidak sendirian. Di tengah gegap gempita Lebaran, mari kita bahas strategi jitu untuk menghindari pertanyaan "kapan nikah?"

Mengapa Pertanyaan "Kapan Nikah?" Mengganggu?

Niat para orang tua atau kerabat mungkin baik, sekedar ingin melihat Anda bahagia. Namun, pertanyaan ini terkadang terasa:

  • Menghakimi: Seakan-akan Anda "terlambat" menikah dan belum menjalani hidup dengan "benar".
  • Menekan: Membuat Anda merasa terdesak untuk segera menemukan pasangan, padahal jodoh bukanlah hal yang bisa dipaksakan.
  • Menghilangkan Fokus: Mengalihkan perhatian dari kebersamaan keluarga dan sukacita Lebaran.

Strategi Jitu: Lawan "Kapan Nikah?" dengan Elegan

1. Perisai Diplomasi:

  • Senyum dan Apresiasi: Hadapi pertanyaan dengan senyum dan apresiasi atas perhatian mereka.
  • Pengalihan Berkelas: Alihkan pembicaraan dengan menanyakan kabar terbaru keluarga lain, hobi baru mereka, atau cerita tentang masa kecil Anda. Ini akan mencairkan suasana dan mengalihkan fokus.
  • Fokus Pencapaian: Ceritakan tentang pencapaian terbaru Anda, baik dalam pekerjaan maupun hobi. Ini menunjukkan bahwa Anda produktif dan bahagia meski masih single.

Contoh:

"Alhamdulillah baik, tante. Senang sekali bisa bertemu keluarga hari ini! Ngomong-ngomong, bagaimana kabar om yang baru pindah ke Bandung?"

2. Humor sebagai Senjata:

  • Candaan Ringan: Lemparkan candaan ringan untuk meredakan suasana. Pastikan humor Anda sopan dan tidak menyinggung perasaan siapapun.
  • Tanggapan Jenaka: Jawab dengan kalimat yang sedikit menggelitik namun tetap sopan, misalnya, "Wah, tante ketinggalan berita ya? Sekarang saya lagi sibuk melatih calon suami masa depan, hehe."

Contoh:

"Waduh, tante, pertanyaan itu sudah basi, nih! Jangan khawatir, kalau sudah ada calonnya, pasti saya undang tante ke pesta pernikahan yang spektakuler!"

3. Tegas namun Sopan:

  • Batasi Pertanyaan Berulang: Jika pertanyaan "kapan nikah" terus berulang, sampaikan dengan sopan bahwa Anda tidak nyaman membahasnya.
  • Tekankan Keputusan Pribadi: Jelaskan bahwa pernikahan adalah keputusan personal dan Anda tidak ingin dipaksa.
  • Fokus Kebahagiaan: Sampaikan bahwa saat ini Anda sedang fokus pada kebahagiaan dan pencapaian pribadi.

Contoh:

"Maaf ya, tante. Sepertinya kita sudah pernah membahas ini sebelumnya. Pernikahan adalah keputusan besar dalam hidup saya, dan saya ingin menjalaninya dengan orang yang tepat. Mohon untuk bisa mengerti."

4. Jurus Pengalihan Cerdas:

  • Libatkan Anggota Keluarga Lain: Undang anggota keluarga lain, misalnya sepupu atau adik Anda, untuk terlibat dalam percakapan.
  • Minta Bantuan Pengalihan: Jika Anda merasa tertekan, minta tolong anggota keluarga lain untuk mengalihkan topik pembicaraan dengan halus.

Contoh:

"Eh, Adik! Ceritakan dong, apa saja pengalaman seru kamu selama magang kemarin?" (berbicara kepada adik Anda)

5. Persiapan "Amunisi Cadangan":

  • Jawaban Singkat dan Padat: Siapkan beberapa jawaban singkat dan padat untuk pertanyaan "kapan nikah?". Ini akan membantu Anda bersikap tenang dan terhindar dari kebingungan.
  • Fokus Upaya Pencarian Jodoh: Anda bisa mengatakan, "Doakan saja ya, tante. Saya sedang berusaha mencari jodoh yang shalih/shalihah."

Catatan Penting:

  • Tetap tenang dan santun saat menghadapi pertanyaan "kapan nikah?". Menjaga sikap penting untuk menjaga keharmonisan keluarga.
  • Prioritaskan kenyamanan dan kebahagiaan Anda. Lebaran adalah momen berkumpul, bukan ajang "interogasi" status percintaan.

Penutup: Merdeka dari Pertanyaan "Kapan Nikah?"

Lebaran adalah momen untuk berkumpul bersama keluarga, saling berbagi kebahagiaan, dan mempererat tali persaudaraan. Jangan biarkan pertanyaan "kapan nikah" merusak momen indah ini. Gunakan strategi jitu di atas untuk menghindarinya dengan elegan dan jaga keharmonisan keluarga.

Ingatlah, pernikahan adalah perjalanan personal yang unik bagi setiap individu. Nikmati momen Lebaran dengan penuh sukacita, fokuslah pada pencapaian diri, dan percayakan bahwa jodoh akan datang pada waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun