Aulia
Aulia Dosen

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Memasak Rendang Menyambut Ramadhan: Kelezatan Budaya Orang Minangkabau

10 Maret 2024   18:05 Diperbarui: 10 Maret 2024   18:14 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Memasak Rendang Menyambut Ramadhan: Kelezatan Budaya Orang Minangkabau
Dokumen pribadi 

Pengantar 

Tradisi memasak rendang menjelang bulan Ramadhan merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang atau randang bukan sekadar hidangan lezat, tetapi juga simbol kebersamaan, kehangatan, dan rasa syukur menyambut bulan suci.

Tulisan ini akan mengupas tradisi ini lebih dalam, dengan menitikberatkan pada pengalaman pribadi penulis dan menambahkan data serta informasi untuk memperkaya narasi.

Persiapan Memasak Rendang

Dua hari sebelum Ramadhan, istri saya mulai bersiap memasak rendang. Awalnya, kami berencana menggunakan daging sapi segar, namun harga yang tinggi (lebih dari Rp 130.000 per kilogram) membuat kami memilih daging beku sebagai alternatif yang lebih ekonomis.

Setelah mencari di internet, istri saya menemukan daging kerbau beku impor dari India dengan harga di bawah Rp 100.000 per kilogram.

Tanpa ragu, ia pergi ke Jl. Perak, pusat kota Padang, untuk membeli 3 kilogram daging.

Biasanya, rendang yang kami buat dinikmati oleh lima anggota keluarga, namun karena dua anak laki-laki kami merantau, kami hanya menyantapnya bertiga dengan anak bungsu kami yang perempuan.

Anak sulung kami telah bekerja di Yogyakarta selama hampir dua tahun, sementara yang kedua sedang menempuh pendidikan semester 6 di Politeknik Negeri Batam.

Sejak saat itu, istri saya memiliki rutinitas baru di awal Ramadhan: mengirimkan rendang ke anak kedua yang kos di Batam, dan memasak untuk keluarga di Padang.

Anak sulung tidak mendapatkan kiriman rendang karena lebih memilih membeli makanan siap saji dan setiap saat dia bisa makan rendang di sana. Tetapi randang masakan umi tetap istimewa katanya.

Screen shoot https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2022/06/19/647509488.jpg
Screen shoot https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2022/06/19/647509488.jpg

Proses Memasak Rendang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun