Aulia
Aulia Dosen

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Memasak Rendang Menyambut Ramadhan: Kelezatan Budaya Orang Minangkabau

10 Maret 2024   18:05 Diperbarui: 10 Maret 2024   18:14 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Memasak Rendang Menyambut Ramadhan: Kelezatan Budaya Orang Minangkabau
Dokumen pribadi 

 

Randang telor. https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2022/02/fromandroid-551cdbd4ba4c76e7da3a587e633e31f9_600x400.jpg
Randang telor. https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2022/02/fromandroid-551cdbd4ba4c76e7da3a587e633e31f9_600x400.jpg

Makna Tradisi Memasak Rendang

Tradisi memasak rendang di bulan Ramadhan memiliki makna simbolis, seperti:

  • Kebersamaan: Memasak dan menyantap rendang bersama-sama merupakan simbol kebersamaan dan kehangatan keluarga.
  • Kesyukuran: Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur atas datangnya bulan suci Ramadhan.
  • Kedermawanan: Rendang sering dibagikan kepada tetangga dan keluarga sebagai bentuk kedermawanan dan berbagi kebahagiaan.

Rendang dalam Budaya Populer

Rendang telah menjadi salah satu hidangan Indonesia yang paling terkenal di dunia. Rendang pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia dalam sebuah jajak pendapat yang diadakan CNN International pada tahun 2011. Bahkan sampai sekarang  jika melihat vlog traveler dari berbagai dunia, ketika mencoba masakan, reaksinya randang tetap number one of the most delicious food in the world.

Cerita Tradisi Memasak Rendang di Batuhampar

Tradisi di kampung halaman saya, menurut cerita Apak (Ayah), berbeda dengan tradisi di banyak tempat lain. Tradisi memasak rendang tidak hanya dilakukan di awal bulan Ramadhan, tetapi justru yang lebih besar dan meriah adalah sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi ini merupakan sebuah tradisi turun-temurun yang telah dilestarikan selama bertahun-tahun. Kata Apak, masyarakat di kampung saya memiliki cara unik untuk merayakan Lebaran, yaitu dengan memasak rendang secara bersama-sama. Beberapa orang akan iuran dan menabung selama 11 bulan untuk membeli seekor kerbau. Jumlah orang yang terlibat biasanya tidak terlalu banyak, sekitar 8 sampai 10 orang. Dengan jumlah tersebut, mereka mendapatkan bagian daging yang sama dan cukup banyak.

Daging yang digunakan untuk randang adalah daging sapi khusus yang disebut "daging as", yang dianggap sebagai bagian terbaik dari kerbau ataupun sapi. Daging ini dipotong dengan ukuran besar, sekitar 1 kilogram per potongnya. Potongan daging besar inilah yang kemudian dimasak menjadi rendang.

Konon, rendang yang dimasak dengan cara ini memiliki daya tahan yang luar biasa, bahkan bisa awet hingga 2 tahun. Rendang disimpan dalam keadaan terendam minyak yang dihasilkan santan kelapa ketika memasak dan secara berkala dipanaskan kembali. Hal ini membuat teksturnya tetap empuk dan rasanya tetap sedap di lidah.

Lebaran di kampung halaman saya selalu diwarnai dengan aroma rendang yang khas dan lezat. Rendang ini menjadi hidangan utama yang dinikmati bersama keluarga dan tetangga, di samping kue bolu dan lemang tapai. Tradisi ini bukan hanya tentang menikmati hidangan lezat, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan antar masyarakat.

Penutup

Tradisi memasak rendang menjelang bulan Ramadhan merupakan bagian penting dari budaya Minangkabau. Tradisi ini bukan hanya tentang menikmati hidangan lezat, tetapi juga tentang melestarikan budaya dan tradisi leluhur, serta mempererat tali persaudaraan dan rasa syukur di bulan suci Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun