Aulia
Aulia Dosen

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ibu atau Ummi Sang Pahlawan Sahur

11 Maret 2024   11:18 Diperbarui: 11 Maret 2024   11:32 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu atau Ummi Sang Pahlawan Sahur
Dokumen pribadi, Randang

Ketika seluruh anggota keluarga berkumpul, berbagi tawa dan cerita saat sahur, itu menciptakan suasana keharmonisan yang mendalam. Umi merasa bahagia melihat keluarga yang dia cintai bersatu dan menikmati hasil kerja kerasnya.

Kesehatan dan Kebahagiaan Anggota Keluarga

Mengetahui bahwa sahur yang disiapkan dengan penuh kasih sayang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan keluarganya untuk menjalankan puasa, memberikan Ummi rasa puas dan bahagia.

Pengakuan dan Penghargaan

Meskipun Umi tidak mencari pengakuan, apresiasi sederhana dari suami dan anak-anak, seperti ucapan terima kasih atau pujian atas masakan yang lezat, dapat memberikan kebahagiaan yang besar bagi Ummi.

Pelestarian Tradisi

Dapat mempertahankan dan meneruskan tradisi sahur dan nilai-nilai keagamaan kepada generasi berikutnya memberikan Umi rasa bangga dan kepuasan batin.

Keteguhan Iman dan Spiritualitas

Melaksanakan peran ini juga merupakan bagian dari ibadah dan keteguhan iman Ummi. Menyediakan sahur sebagai persiapan ibadah puasa adalah wujud nyata dari kepatuhan dan cinta Ummi kepada Tuhan, yang memberikan kedamaian dan kebahagiaan spiritual.

Kebahagiaan Ummi tidak hanya terletak pada tindakan fisik menyiapkan sahur, tetapi juga pada dampak emosional dan spiritual yang ditimbulkannya, baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya. Kebahagiaan itu terpancar dari rasa cinta, pengabdian, dan kepuasan dalam menjalankan peran yang dianggap sakral dan penting bagi keluarga dan komunitasnya.

Menu Sahur Kami

Sahur adalah momen yang menggabungkan kehangatan dan kebersamaan keluarga kami. Di meja sahur, terhidang nasi sebagai simbol kebersamaan, lauk pauk yang menggugah selera, dan secangkir kopi yang menemani pagi yang masih hening. Saya memulai hari dengan satu sendok madu, yang manisnya mengingatkan pada kelembutan kasih sayang keluarga, serta dua butir telur, baik itu ceplok atau rebus, yang menjadi simbol kekuatan untuk menghadapi hari.

Keragaman sayur mayur dan buah-buahan seperti jeruk, mangga, anggur, dan kurma, jika tersedia, menambah warna pada palet sahur kami. Kadang-kadang, pepaya, pisang, dan mangga juga bergabung, memberikan variasi rasa dan nutrisi. Saya, yang bertanggung jawab atas pemilihan buah, selalu berusaha mengatur agar setiap hari ada kejutan baru yang menyegarkan dari keranjang buah kami.

Saya makan dengan porsi yang tidak terlalu besar, cukup untuk memberi energi tanpa membuat perut terasa terlalu penuh, dan saya selalu menutup sahur dengan satu atau dua gelas air putih yang besar, sebagai persiapan untuk menghadapi hari tanpa rasa haus yang mengganggu. Umi, istri saya, dengan bijaksana menakar minumannya, memastikan bahwa dia mendapatkan hidrasi yang cukup tanpa berlebihan, mencerminkan pemahaman yang dalam tentang kebutuhan tubuhnya.

Anak gadis kami, yang masih duduk di bangku SMP, memilih porsi yang lebih kecil dan kadang kala enggan menyantap sayur. Namun, kami selalu mendorongnya untuk mencoba, walaupun hanya sedikit, karena kami tahu pentingnya nutrisi dari sayur untuk pertumbuhannya. Untuk lauk pauk, dia tidak memiliki masalah, dan kami bersyukur atas hal itu.

Menu lauk pauk kami untuk sahur kali ini adalah rendang yang telah kami masak sehari sebelumnya, yang kelezatannya semakin matang seiring waktu. Rendang, dengan cita rasa yang kaya, menjadi favorit keluarga dan selalu berhasil mengundang selera. Sebagai tambahan, kami menyertakan telur, yang sederhana namun penuh protein. Saya dan anak gadis kami memilih nasi putih, sementara Umi memilih nasi merah, yang lebih kaya serat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun