Ibadah Puasa Mengajarkan Banyak Hal
Ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan banyak hal yang bernilai dalam kehidupan kita." "
Dalam kehidupan sehari-hari, ibadah puasa seringkali dianggap sebagai aktivitas ritual semata yang hanya berfokus pada menahan lapar dan haus. Namun, di balik aspek fisiknya, terdapat beragam nilai dan pelajaran yang dapat dipetik dari ibadah puasa. Puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan sebuah proses pembelajaran yang mengajarkan kita tentang kesabaran, pengendalian diri, empati terhadap orang lain, serta meningkatkan kualitas spiritual dan moral. Dengan memahami lebih dalam esensi dari ibadah puasa, kita akan menyadari bahwa di balik keterbatasan fisik, terbentanglah kesempatan besar untuk pertumbuhan dan pembentukan karakter yang lebih baik.
Membiasakan hidup sehat
Pada zaman serba-instan saat ini, kita terpapar berbagai racun yang dapat masuk ke dalam tubuh tanpa disadari. Makanan yang diberikan kepada anak-anak juga mengandung banyak toksik seperti perasa, pewarna, dan pengawet, melebihi batas ambang toleransi. Jumlah toksik dalam tubuh dapat mencapai tingkat yang tak terhingga dan berpotensi menyebabkan berbagai penyakit baik akut maupun kronis. Detoksifikasi menjadi penting dalam penyembuhan tubuh yang sakit karena akumulasi toksik. Puasa merupakan cara terbaik untuk membersihkan tubuh dari racun. Meskipun banyak teori yang menyatakan bahwa puasa dapat mengobati penyakit, mekanisme sebenarnya adalah memberikan kesempatan pada tubuh untuk beristirahat dari pengolahan makanan dan menggunakan energi untuk perbaikan tubuh. Selama puasa, tubuh melakukan detoksifikasi alami karena tidak ada makanan yang masuk, sehingga organ seperti hati dan limpa membersihkan diri dari racun. Proses ini dapat menghambat penuaan dan memberikan tampilan wajah yang lebih berseri jika puasa dilakukan dengan benar.
Ibnu Sina (980-1037 M), seorang dokter muslim terkenal pada masanya, menerapkan konsep puasa untuk pasien-pasiennya. Ia selalu mengharuskan setiap pasien yang datang kepadanya untuk berpuasa selama tiga minggu. Baginya, puasa merupakan terapi efektif dan murahmeriah dalam menyembuhkan penyakit pasien-pasiennya. Dan jauh waktu sebelumnya, Rasulullah Saw. telah bersabda yang artinya "Berpuasalah kalian, niscaya kalian menjadi sehat." (HR. Ibnu Suni dan Abu Nu'aim).
Melatih mengenal nilai nikmat
Dalam hidup ini, Allah memberikan banyak sekali nikmat kepada manusia, tetapi sayangnya banyak orang yang tidak menghargainya. Padahal, manusia tidak bisa menghitung atau mencatat semua nikmat yang diberikan Allah secara cuma-cuma. Karena itu Allah berfirman: yang artinya "Dan Allah telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menuntaskannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Q.S. Ibrahim 34).
Menanamkan kebersamaan dan persatuan
Puasa adalah bentuk konkret dari persatuan umat Muslim di seluruh dunia. Dalam puasa, semua orang, baik kaya maupun miskin, pemimpin dan rakyat, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, bersama-sama menahan diri dari makan dan minum pada waktu yang sama serta berbuka pada waktu yang sama, sebagai ibadah kepada Tuhan mereka sambil memohon ampunan-Nya. Mereka semua merasakan lapar dan mematuhi larangan yang sama di siang hari, serta memiliki peran yang sama dalam menyebarkan nilai-nilai yang berkaitan dengan puasa. Dengan demikian, puasa menciptakan kesatuan dalam tujuan, perasaan, kesadaran, dan kesetaraan di antara umat Muslim yang berpuasa.
Secara keseluruhan, umat Islam berdiri dalam satu barisan pada satu musim tertentu dalam setiap tahun dan dalam beberapa hari tertentu di antara seluruh umat manusia di dunia ini. Hal itu merupakan barisan pemersatu dan penghubung antara komponen umat Islam secara keseluruhan, meskipun mereka dipisahkan oleh tempat tinggal yang berjauhan. Dengan demikian, terealisasilah apa yang difirmankan Allah Swt yang artinya "Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku." (Q.S. Al Mukminun 52)