Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita
Makna Ramadan dalam Keluarga Muslim
Bagi para ibu yang mempunya anak usia empat sampai dua belas tahun, momen Ramadan menjadi saat yang menyenangkan untuk mendidik anak-anak mereka tentang agama Islam. Bagaimana berpuasa, untuk apa berpuasa, mengajak shalat berjamaah, belajar membaca alquran, dan memperkenalkan beberapa hadist shahih.
Pada hari-hari biasa, mungkin hal semacam ini sulit dilakukan. Anak-anak cenderung enggan karena teman-teman sepermainannya tidak ada yang melakukan.
Bahkan bagi keluarga muslim yang mempunyai anak remaja seperti saya, datangnya bulan suci Ramadan membuat keyakinan mereka semakin kokoh. Tidak lagi bangun sahur dan berpuasa karena ajakan orang tua, tetapi mulai dapat menikmatinya sebagai keindahan yang diberikan Allah SWT.
Anak remaja mulai bisa berpikir bahwa berpuasa dapat menimbulkan empati kepada sesama, serta merasakan dirinya diawasi dan dekat dengan Allah SWT.
Dari penuturan anak sulung kami yang duduk di bangku tsanawiyah, dia mengatakan lebih tidak pantas dalam keadaan berpuasa, teman perempuannya duduk-duduk mesra dengan sang pacar. Apalagi berpacaran di usia sekolah hanya akan menjerumuskan.
Ramadan mendekatkan masing-masing anggota keluarga
Beberapa keluarga, seringkali tidak mempunyai waktu untuk berkumpul menikmati makan bersama. Masing-masing disibukkan oleh kegiatan yang sudah terjadwal.
Datangnya bulan suci Ramadan memberikan kesempatan untuk pulang kerja, atau pulang kuliah lebih awal dari biasanya.
Kebijakan ini dengan sendirinya mempertemukan anggota keluarga untuk dapat berkumpul menikmati sajian buka puasa bersama dan dilanjutkan dengan shalat magrib berjamaah.
Indah sekali.
Terbuka kesempatan untuk saling bercerita tentang keseharian, maupun melakukan tadarus bersama.