Ayu Martaning Yogi A
Ayu Martaning Yogi A Lainnya

Menyukai Dunia Literasi, Tertarik pada Topik Ekonomi, Sosial, Budaya, serta Pengembangan Diri

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berbuka Puasa Bersama di Tengah Pandemi: Pertemuannya Virtual Makanannya Original

25 April 2021   22:55 Diperbarui: 26 April 2021   00:19 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbuka Puasa Bersama di Tengah Pandemi: Pertemuannya Virtual Makanannya Original
Sumber Gambar: republika.id dan kombinasi editing pribadi

Bulan Ramadan sering kali dimanfaatkan untuk berbuka bersama sembari reuni dengan teman lama. Terlebih bagi anak perantauan, agenda untuk berbuka puasa bersama sudah tertata ketika mudik nanti. Namun sayangnya, pandemi membatasi aktivitas tersebut. Kita dilarang berkerumun, bahkan mudik pun tidak diperbolehkan.

Kita pun harus mematuhinya agar penyebaran Covid-19 dapat terkendali. Lalu, bisakah kita tetap buka bersama secara virtual? Hal ini sama dengan kelas tatap muka secara langsung, rapat, seminar yang kini berganti secara virtual.

Imajinasi tentang Buka Bersama secara Virtual

Pasti rasanya berbeda ketika kita bisa bertatap muka dan berjabat tangan langsung pada momen buka puasa bersama. Melepas rindu dengan teman lama, ngobrol-ngobrol seru, foto bersama tentu sangat menyenangkan. Namun sementara waktu, hanya pertemuan virtual yang bisa dilakukan.

Membayangkan momen buka puasa melalui patform video conference tentu sah-sah saja. Meski berbeda tempat tetapi bisa bertatap melalui layar kaca sembari menunggu waktu berbuka. Sudah tentu kita patut mengapresiasi kecanggihan teknologi yang ada.

Kita mungkin tidak bisa bercakap-cakap sebebas biasanya. Hal ini karena aplikasi untuk pertemuan virtual lebih nyaman digunakan ketika kita bicara secara bergantian, bukan bersahut-sahutan. Agar semua mendapat giliran berbicara, kita dapat berbicara satu per satu memberikan sepatah dua patah kata, sambutan, atau apa saja yang penting semua mendapat kesempatan bicara. Itu pun apabila peserta buka puasa tak begitu banyak. Apabila terlalu banyak lebih baik dilakukan oleh perwakilan, atau siapa ingin memberikan sambutan bisa menggunakan fitur raise hand atau dapat menyampaikannya pada chat box untuk nantinya dipersilakan memberi sambutan atau sapaan kepada teman-teman.

Acara buka bersama virtual pun dapat dibuat lebih seru dengan cara bermain game bersama. Dalam hal ini, kita bisa memanfaatkan kahoot.it, quizizz, atau permainan lainnya. Ide lainnya adalah adanya sukarelawan dari peserta buka puasa bersama yang memberikan penampilannya. Berbagai hal tetap dapat dilakukan meski secara virtual, diantaranya bermusik sambil bernyanyi, tausiah, atau mungkin stand up comedy. Pada akhir acara kita pun bisa screen-capture sebagai ganti foto bersama. Meskipun virtual, acara harus diupayakan agar tetap meriah dan dapat mempererat tali persahabatan.

 Makanan untuk Buka Puasa Bersama secara Virtual

Buka bersama secara virtual sudah pasti berbeda dengan buka bersama pada umumnya, terutama ketika waktu berbuka tiba. Biasanya, kita bersama-sama membatalkan puasa lalu menyantap makanan pun bersama-sama. Lantas, bagaimana persoalan makanan ini dapat diselesaikan? Terlebih ada teman-teman yang berasal dari zona waktu yang berbeda, tentu butuh penyesuaian juga.

Kita tidak mungkin berbuka puasa dengan hanya memandang makanan secara virtual, minimal meneguk air putih bukan? Memandang makanan di layar gadget saja, bagaikan menonton iklan makanan di TV tanpa bisa memakan bahkan sekedar menyentuhnya. Oleh karena itu, makanan berbuka dapat disediakan oleh peserta buka bersama di tempat masing-masing. Agar tetap terasa buka puasa bersamanya, maka bisa tetap menyalakan kamera ketika kita makan sembari mengucapkan "selamat berbuka puasa" untuk teman-teman. Bagi teman kita yang berada di daerah dengan zona waktu berbeda dari kebanyakan lainnya, tentu kita persilakan untuk berbuka terlebih dahulu.

Bagaimanapun konsep berbuka puasa bersama yang dipilih, nuansa kebersamaanlah yang dinantikan. Kendala-kendala yang ada pun tak seharusnya dipermasalahkan, asal silaturahmi tetap dapat dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun