Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about
Saat Liburan Impian Mewujud di Karimunjawa
Bertahun-tahun saya memimpikan berkunjung ke Kepulauan Karimunjawa. Beberapa kali saya berkunjung ke Jepara, dan seringkali saya berkunjung ke Semarang saat liburan. Kedua kota ini merupakan 2 kota titik keberangkatan wisatawan umum apabila ingin berkunjung ke Kepulauan Karimunjawa.
Penundaan berwisata ke Kepulauan Karimunjawa dikarenakan kondisi alam yang tidak mengizinkan beroperasinya kapal-kapal air dari Jepara dan Semarang berangkat ke sana. Impian ke Karimunjawa saya ikhlaskan, karena merasa sulit mendapatkan kesempatan ke sana. Padahal seringkali saya mendengar atau membaca cerita tentang keindahan kepulauan di propinsi Jawa Tengah ini. Bangga Berwisata di Indonesia.
Hingga akhirnya salah seorang kakak menawarkan saya untuk bergabung ke Karimunjawa saat liburan Nyepi 2019.
Begitu saya menerima ajakan itu, Kakak langsung membelikan tiket pesawat melalui online. Yess, kami akan ke Karimunjawa melalui New Jenderal Ahmad Yani International Airport di Semarang. Kami berencana mencoba toll baru Trans Jawa hingga Semarang.
Kamis (07 Maret 2019) dinihari (pukul 1 malam) kami berlima berangkat dari Cimanggis dengan Honda BRV. Pyuh, walaupun berangkat pukul 1 malam kami masih harus menempuh waktu lebih dari 8 jam sampai di tujuan. Cikarang - Cikampek tetap saja merampas waktu di perjalanan! Hingga tidak sempat beristirahat dan mandi terlebih dahulu di kota Lumpia ini. Khawatir ketinggalan penerbangan. Mobil diambil di airport oleh sepupu yang tinggal di Semarang dan dibawa parkir di Hotel Raden Patah Semarang selama kami berada 3 hari 2 malam di Karimunjawa.
PENERBANGAN SEMARANG - KARIMUNJAWA - SEMARANG
Jarak tempuh penerbangan dari New Ahmad Yani International Airport Semarang menuju Dewadaru Airport Kepulauan Karimun Jawa hanya 25 menit. Baru juga saya ingin menanyakan asal negara cewek bulek yang duduk di sebelah saya...eh suara Captain Adam Soeharto terdengar,"Crew, prepare for arrival..."
Penerbangan sangat tepat waktu, bahkan saat kembali ke Semarang, waktu penerbangan dipercepat karena jumlah penumpang yang hanya 13 orang sudah tiba di Dewadaru Airport.
Aircraft yang digunakan sebagai penerbangan WI 1915 adalah ATR 72 -- 500 dengan konfigurasi 2 - 2. Namun sepertinya aircraft keberangkatan dan kembalinya berbeda pesawat. Hal ini saya amati dari seat yang berbeda warna dan bentuknya. Selain itu saya merasa bahwa jarak seat lebih lega pada aircraft yang kami tumpangi saat kembali kd Semarang. Saat berangkat saya duduk di 12 A, bersisian dengan sayap yang berbaling-baling, saat pulang saya duduk di 18 A (Penumpang yang duduk paling belakang)....berasa naik pesawat pribadi deh...hahahaha.
Sampai di Dewadaru Airport, kami sangat "terkesan" dengan kondisi bandara tersebut. Seno sampai berkomentar,"Ini airport atau kantor Samsat sih?" ...hihihihi, saya juga sempat berkata dalam hati,"Bagage claim-nya kayak lagi antri di warung nih!" Oh ya, payung panjang yang saya bawa dari Jakarta dan peralatan menicure-pedicure yang dibawa kakak ipar harus diletakkan di bagasi dan dikenakan biaya Rp 25.000 ,- Tetapi sekembalinya ke Semarang kami tidak dikenakan biaya bagasi untuk payung dan nail kit tersebut karena kebaikan si Mbak groundfloor. Kedua barang sih tetap tidak boleh dibawa ke cabin!
Kami dijemput oleh mobil APV dengan sopir bernama Yanto yang sudah dipesan oleh kakak. Kami menyewa mobil untuk penjemputan dari Dewadaru Airport hingga pukul 6 sore hari yang sama. Jadi kami tidak langsung ke hotel. Karena waktu makan siang telah tiba, maka kami makan siang terlebih dahulu. Pak Yanto mengantar kami ke tempat makan di pinggir pantai, tetapi makanan yang ditawarkan tidak cocok.