Bayu Fitri
Bayu Fitri Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

"Tuhan Ada di Hatimu", Buku Bacaan Ramadan untuk Kontemplasi Diri

27 Maret 2024   23:56 Diperbarui: 28 Maret 2024   02:47 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Tuhan Ada di Hatimu", Buku Bacaan Ramadan untuk Kontemplasi Diri
Buku bacaan Ramadan "Tuhan Ada di Hatimu", doc. pribadi

"Bulan Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat muslim. Begitu juga dengan saya pribadi. Selain menjalankan ibadah berpuasa dan amalan baik lainnya, saya juga melakukan kontemplasi diri dengan membaca buku religi spiritual Islami.

Salah satu buku yang menarik perhatian saya adalah buku yang ditulis Habib Husen Ja'Far Al - Hadar. Dai kelahiran 1988 yang berdarah Madura ini mempunyai pemikiran Islam Moderat. Ia juga mempunyai cara yang santun dan santuy dalam berdakwah sehingga bisa diterima kalangan milenial.

Pendidikan terakhir beliau adalah S2 dari Ilmu Al Qu'ran dan Tafsir Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum terkenal sebagai pendakwah beliau merintis karier di dunia literasi atau kepenulisan.

Salah satu buku beliau yang terkenal berjudul; Tak di Kabah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan "Tuhan Ada di Hatimu".

Dari judul buku ini sudah membuat saya tertarik untuk mengulik isi buku.

Sunyinya Ka'bah Saat Pandemi Corona

Saat pandemi Corona adalah saat tersunyi untuk sebuah tempat bernama Ka'bah. Tempat yang paling suci ini saat sebelum pandemi Corona menjadi tempat yang tidak pernah sepi dari kunjungan umat muslim.

Keyakinan sebagian besar umat muslim Ka'bah adalah rumah Tuhan Allah SWT. Untuk itu dipastikan Ka'bah tidak akan pernah sepi dari kunjungan umat muslim sampai kapanpun.

Namun hal ini terbantahkan saat pandemi Corona datang dimana tidak ada seorangpun yang boleh datang berkunjung ke Ka'bah bahkan termasuk Pangeran Kerajaan Arab Saudi.

Rumah Tuhan Bisa Sepi??

Sunyinya Ka'bah saat pandemi menyisakan keprihatinan bagi sebagian besar umat muslim. Bagaimana mungkin yang katanya rumah Tuhan bisa sepi dari kunjungan umatnya hanya gara-gara pandemi Corona.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana manusia bisa bertemu Tuhan nya kalau kedatangan ke Ka'bah saja tidak diijinkan?

Hikmah dari Petugas Kebersihan

Sebagai sebuah tempat berwujud, Ka'bah adalah bangunan yang harus dibersihkan setiap hari. Maka yang boleh mendekat ke Ka'bah hanya petugas kebersihan dan petugas keamanan setempat.

Kabar dari sebuah foto yang beredar melalui dunia maya saat pandemi, memperlihatkan sunyinya kabah dari pengunjung. Hanya ada petugas kebersihan yang membersihkan area Ka'bah. 

Namun dari sekian banyak komentar yang muncul sebagian besar hanya melihat dan berkomentar tentang sisi sunyi suasana Ka'bah. 

Sayangnya jarang yang bisa mengambil hikmah tentang kehadiran petugas kebersihan dan keamanan yang bertugas di sana. 

Tidak kah pernah terlintas bahwa justru petugas kebersihan dan petugas keamanan itu yang beruntung bisa terus dekat dengan Ka'bah dan menjadi manusia pilihan Allah SWT untuk menjaga kebersihan Ka'bah.

Hikmah yang bisa diambil seberapa hebat manusia jika Allah SWT belum berkenan maka manusia tersebut tidak akan bisa mewujudkan keinginannya. 

Malahan manusia yang sederhana, tidak mempunyai keinginan, ambisi dan angan-angan dalam bentuk apapun selain mengerjakan sesuatu karena lilahi ta'ala akan berlimpah berkah seperti petugas kebersihan Ka'bah dimana menjadi orang terpilih untuk terus dekat dengan Ka'bah. "Bukankan semua itu terjadi akibat campur tangan dari NYA?"

Tuhan ada di mana-mana

Situasi pandemi Corona yang melarang orang seluruh penjuru dunia untuk datang ke Ka'bah menjadi bukti bahwa rumah Tuhan itu tidak melulu ada dalam Ka'bah. Rumah Tuhan yang sesungguhnya ada dalam hati setiap manusia ciptaan NYA. 

Sayangnya sebagian besar manusia ciptaan Tuhan masih sibuk mencari Tuhan di luar hati NYA. Sibuk mengejar Tuhan Allah SWT ke sana ke mari padahal Tuhan itu tidak kemana-mana.

Sebuah kutipan puisi sufi besar, Jalaludin Rumi dalam Matsnawi, Kitab 4, Bab Kisah Nabi Sulaiman dan Masjid Aqsa; " Aku mencari Tuhan di masjid, gereja dan kuil. Tapi aku menemukan-Nya di hatiku".

Jadi dimana keberadaan Tuhan??

Ternyata Dia ada di mana-mana. Allah SWT berfirman, Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah SWT. sesungguhnya Allah SWT Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS Al-Baqarah [2]:115).

Manusia bisa menyebut nama-NYA bukan hanya di Ka'bah, namun bisa menyebut naman NYA dalam situasi dan kondisi apapun serta ditempat manapun. 

Karena Tuhan, Allah SWT pencipta alam seisinya maka sebutlah nama Tuhan dan temui Tuhan, Allah SWT dalam hatimu. 

Sujudlah pada Tuhan Allah SWT pencipta alam semesta sesering mungkin. Dan ingatlah nama NYA disetiap hembusan nafas hingga saatnya tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun