Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Guru

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pakaian Outfit Tarawih dan Lebaran Simbol Ibadah Kontekstual

10 April 2023   13:39 Diperbarui: 10 April 2023   13:41 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian Outfit Tarawih dan Lebaran Simbol Ibadah Kontekstual
ilustrasi gambar: Pakaian Outfit Lebaran (Sumber): https://www.suara.com/

Minggu lalu saya kedatangan teman dari kampung. Teman waktu SMP dulu. Rupanya teman saya datang ke Jakarta secara khusus mau belanja pakaian buat tarawih dan lebaran untuk dijual lagi. Saya perhatikan teman saya sangat mengenal selera calon pembelli. Teman saya memadukan pakaian  bagian atas dengan bawah. Pasangan pakaian untuk kepentingan tertentu tersebut biasa disebut outfit. Teman saya belanja untuk outfit tarawih dan lebaran. Pakaian outfit tarawih bukan sekadar nyaman, disesuaikan dengan budaya masyarakat pemakai. Pakaian outfit tarawih simbol ibadah kontekstual.

Teman saya membutuhkan lebih dari 2 jam untuk keliling pasar Tanah Abang memilih outfit tarawih dan lebaran. Ditengah serunya mencari outfit tarawih dan lembaran teman saya nerocos cerita minat yang tinggi orang-orang di kampungnya terhadap produk yang sedang di cari. Sebagian besar merupakan pesanan dari tetangga-tetangganya. Di tengah usahanya mencari outfit tarawih dan lebaran, saya menangkap beberapa pertimbangan penting yang dijadikan dasar untuk membeli outfit tarawih dan lebaran

Ilustrasi gambar: Pedagan Pakaian outfit Tarawih dan Lebaran di Pasar Tanang Abang (Sumber: https://www.suara.com/)
Ilustrasi gambar: Pedagan Pakaian outfit Tarawih dan Lebaran di Pasar Tanang Abang (Sumber: https://www.suara.com/)

Nyaman dipakai

Pertimbangan pertama untuk membeli outfit tarawih dan lebaran adalah nyaman saat dipakai. Nyaman termasuk pertimbangan utama. Teman saya mengkategorikan nyaman dari rasa di kulit. Karena itu setiap kali memegang baju dan setelannya, teman saya selalu menggosokkan di kulit lenggannya. "Hemm...kepekaan kulitnya secara subjektif mampu mewakili rasa pada umumnya" gumamku. Saya bertanya, "Hai teman apakah yang kamu rasa nyaman juga dirasakan nyaman oleh calon pembeli?" Dan dia menjawab dengan sangat yakin, "Aku dah pengalaman Bro. Aku tahu rasa nyaman pelangganku". Keren banget ya.

Sopan dan Indah

Pakaian ini untuk ibadah baik ibadah tarawih maupun saat lebaran yang juga ibadah mengungkapkan kebahagiaan. Teman saya memastikan semua outfit yang dibeli memenuhi standar nilai kesopanan dan keindahan. Perpaduan antara nilai batiniah (kesopanan) dengan nilai estetika (lahiriah) Bagi saya kemampuan menentukan dua syarat ini untuk outfit tarawih dan lebaran sungguh sebuah kompetensi yang langka. Kompetensi yang dipunyai karena pengalaman alias latihan terus menerus, walau pasti tidak ia sadari. Tidak membutuhkan waktu lama. Teman saya dengan mudah menetapkan baju-baju yang memenuhi standari sopan dan indah.

Tidak Norak

Ini dia yang jarang saya jumpai untuk masyarakat yang jauh dari perkotaan. Norak itu artinya berlebih-lebihan dan kurang serasi dan kampungan. Arti terakhir ini kurang nyaman dirasa karena seolah norak itu melekat dengan kampung. Outfit yang dipilih teman saya sungguh berkarakter sederhana tapi sungguh indah dipandang mata. Pilihan baju ini seolah mau menegasi bahwa orang kampung itu berkarakter sederhana, indah dan sopan bukan norak. "Betul juga".

Harga Terjangkau

Teman saya termasuk ahli negosiasi juga. Dia beberapa kali memenangkan negosiasi harga dengan penjual. Sampai-sampai saya bertanya, "Berapa banyak Bro untung yang akan kamu ambil?" Dia menenggok saya sangat serius dan berkata, "Jangan salah Bro, negosiasi ini bukan untuk keuntungan yang besar tetapi untuk pemerataan" Saya belum paham dan ia menjelaskan lagi. "Kalau saya bisa membeli harga yang murah tapi bukan murahan, saya akan kasih beberapa baju untuk warga kampung saya yang sungguh tidak bisa beli baju baru". Masyallah mulianya teman saya ini. "Intinya kita bisnis untuk menjangkau banyak orang sehingga kita harus mendapatkan harga yang terjangkau"

Saya berjalan keliling pasar Tanah Abang kalau diukur dengan jarak mungkin jauh perjalanan yang saya tempuh sudah dari Jakarta ke Pasar Minggu. Kaki saya lumayan capai. Tapi saya mendapatkan banyak pembelajaran dari teman saya yang belanja (kulakan) outfit tarawih dan lebaran. Pembelajaran keterampilan berbisnis berbasis ibadah.

Artikel ini adalah refleksi penulis sebagai bagian pengasahan hati sekaligus menantang diri untuk berbagi kebaikan melalui tulisan dalam ajang tantangan samber thr, samber 2023 hari 10)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun