el lazuardi daim
el lazuardi daim Wiraswasta

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengurai Makna Ramadan sebagai Bulan Penuh Ampunan dan Kaidah yang Menyertainya

1 April 2023   21:43 Diperbarui: 1 April 2023   21:44 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengurai Makna Ramadan sebagai Bulan Penuh Ampunan dan Kaidah yang Menyertainya
Foto: Vecteezy/kompas.tv

Ramadan selalu menjadi bulan yang dinanti. Hal ini tak lepas dari berlimpahnya keberkahan dan keistimewaannya yang ada di dalamnya.

Ramadan sering diberi makna sebagai bulan penuh ampunan. Bulan dimana ALLAH memberikan ampunan sebesar-besarnya untuk hamba-Nya. Anugrah luar biasa yang sayang sekali kalau terlewatkan.

Nama Ramadan sendiri berasal dari kata ramida yang berarti panas. Dalam hal ini para ulama mengaitkannya dengan pembakaran dosa-dosa.

Imam al-Mawardi dalam salah satu kitabnya menyebutkan dalam satu riwayat dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah mengatakan pemberian nama Ramadan karena adanya pembakaran dosa-dosa.

Ya, sebagai bentuk kasih sayang ALLAH kepada hamba-Nya, maka diturunkannyalah Ramadan sebagai waktu yang  bisa kita manfaatkan guna meraih ampunan, membersihkan diri dari dosa-dosa. Tapi perlu dicatat bahwa ampunan ALLAH itu tidak diberikan begitu saja. Terdapat beberapa kaidah yang harus dipenuhi dengan dibarengi usaha keras mendapatkannya.

Ada beberapa kaidah atau ketentuan yang harus kita penuhi guna mendapatkan ampunan ALLAH tersebut yaitu : 

1. Melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar syariat yang telah ditetapkan.

Melaksanakan puasa Ramadan menjadi salah satu alasan turunnya ampunan ALLAH. Perkara ini dijelaskan dalam hadis nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Pada hadis itu dijelaskan bahwa orang-orang yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari ALLAH akan mendapatkan ampunan dari ALLAH.

Yang dimaksud dengan berpuasa disini tidak terbatas hanya dengan tidak makan, tidak minum, juga tidak kumpul dengan pasangan pada siang hari. Tapi juga harus dibarengi niat yang ikhlas, dan menahan diri dari perbuatan-perbuatan tercela seperti bergunjing, berkata-kata kotor, bersaksi palsu dan lain sebagainya yang berpotensi menghilangkan pahala dari puasa kita.

2. Beristighfar dan berdoa memohon ampunan.

Kaidah berikutnya yang harus dipenuhi adalah kita harus meminta langsung ampunan tersebut kepada Sang Pemberi Ampunan yakni ALLAH. Caranya, kita harus sering-sering beristighfar dan berdoa memohon ampunan.

" Astaghfirullahal 'adziim." Kalimat istighfar ini perlu sering-sering kita ucapkan di setiap kesempatan sebagai bukti keseriusan kita mengusahakan ampunan ALLAH.

Selain mengucapkan istighfar kita juga perlu banyak-banyak berdoa meminta ampunan ALLAH. 

" Allahumma innaka 'afuwwun karim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'anna." Doa singkat yang berisi permintaan ampunan ini amat dianjurkan dibaca selama Ramadan, baik siang ataupun malam hari.

Perlu dicatat bahwa berdoa merupakan perbuatan yang disukai dan juga  diperintahkan oleh ALLAH. 

Dalam firman-Nya Quran surat al-Mukmin ayat 60 disebutkan bahwa ALLAH memerintahkan kita untuk  berdoa pada ALLAH dan ALLAH akan mengabulkannya.

Selain itu, bagi orang-orang yang berpuasa, doa mereka tidak akan tertolak. Seperti dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi, Ahmad dan Ibnu Majah bahwa doa pemimpin yang adil, orang yang dizalimi dan orang yang berpuasa merupakan doa-doa yang akan diijabah oleh ALLAH. Karena itu, selama Ramadan ini, berdoa meminta ampunan ALLAH menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan.

3. Menjaga diri dari perbuatan dosa.

Menjaga diri dari perbuatan dosa menjadi syarat mutlak yang perlu dipenuhi. Bagaimana tidak. Sungguh naif rasanya ketika kita memohon pengampunan, namun disisi lain kita masih gemar berbuat dosa. Ini sama saja artinya kita tidak benar-benar meminta pengampunan ALLAH.

Karena itu kita perlu berhati-hati menjaga diri. Jangan menyepelekan perbuatan dosa, baik dosa ringan apalagi dosa besar. Perlu diingat bahwa perbuatan dosa di bulan Ramadan akan mendapat konsekuensi hukuman berlipat ganda.

4. Memperbanyak ibadah dan amal saleh.

Dalam menggapai ampunan ALLAH juga perlu diiringi dengan banyak beribadah dan melakukan amal saleh. Dalam hal ini, ibadah-ibadah kita itu dengan sendirinya menjadi penghapus bagi dosa-dosa yang pernah diperbuat.

Dijelaskan dalam surat Al-Furqan ayat 70, ALLAH berfirman bahwa bagi hamba-Nya yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal salih, bagi mereka ALLAH akan mengganti perbuatan buruk yang pernah mereka lakukan menjadi sebuah kebajikan. Hal ini sebagai bentuk kasih sayang ALLAH pada mereka.

Banyak contoh perbuatan ibadah yang bisa kita lakukan. Melaksanakan shalat malam, membaca Quran, bersedekah, memberi makan orang berbuka dan banyak perbuatan baik lainnya. Yang penting semuanya harus dilandasi niat ikhlas mengharapkan rida ALLAH semata.

Sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim juga menyebutkan bahwa orang-orang yang melaksanakan shalat malam selama Ramadan dengan dilandasi rasa iman dan mengharapkan pahala dari ALLAH, alan diampuni dosa-dosanya.

Sebagai manusia kita tak lepas dari dosa. Kita sering lengah dan alpa. Padahal dosa-dosa itu hanya akan menjadi beban berat dan membawa malapetaka bagi kehidupan di dunia dan akhirat.

Beruntung, ALLAH memberi kita kesempatan untuk meminta ampunan sebesar-besarnya di bulan Ramadan ini kepada-Nya. Maka mari kita manfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin. Agar kita tidak merugi karena tak mendapatkan ampunan di bulan yang penuh ampunan.

(EL)

Yogyakarta,01042023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun