Lebaran Tinggal Menunggu Hari, Tape Ketan Banyak Dicari
Lebaran tinggal menunggu hari. Pasar-pasar ramai pembeli. Orang-orang mulai berbelanja berbagai kebutuhan menyambut lebaran.
Pagi tadi penulis mengunjungi pasar Demangan, kota Yogyakarta. Pasar terlihat belum begitu ramai. Mungkin karena masih pagi, sekitar jam 6 kurang. Beberapa pedagang tampak masih duduk santai menunggu pembeli. Tapi ada satu pedagang yang terlihat sudah ramai diserbu pembeli. Pedagang apakah dia gerangan ?
Ternyata seorang pedagang tape ketan. Ya, tape ketan menjadi barang yang banyak dicari konsumen pagi tadi. Seorang wanita muda melayani dengan cekatan para pembelinya yang mayoritas para ibu-ibu tersebut.
Tape ketan merupakan makanan fermentasi dari beras ketan putih. Beras ketan yang telah dicuci bersih dikukus, ditaburi ragi dan dibungkus daun pisang. Selanjutnya diperam hingga tiga hari.
Setelah tiga hari tape akan matang yang ditandai dengan keluarnya air hasil fermentasi dan tape siap dikonsumsi.
Tape ketan memang banyak dicari mendekati hari lebaran tiba. Makanan yang satu ini menjadi suguhan favorit dikala lebaran nanti. Sejak empat hari sebelum lebaran biasanya sudah banyak kita temui orang-orang menjajakan tape ketan di pasar-pasar.
Bagi masyarakat Yogyakarta sendiri, tape ketan adalah bagian dari tradisi. Kurang lengkap rasanya merayakan lebaran tanpa ditemani tape ketan. Biasanya tape di dimakan bersama emping melinjo.
Cara makannya cukup unik. Tape ketan yang dibungkus daun pisang tersebut dimakan bersamaan dengan kerupuk emping melinjo yang sekaligus berfungsi sebagai penyendoknya. Rasanya seperti apa ? Yang pasti lezat sekali. Perpaduan rasa manis dan masam dari tape dengan rasa gurih dan getir dari emping.
Tradisi ini sudah berlangsung lama. Tak ada catatan pasti bagaimana tradisi ini dimulai. Namun menurut penuturan banyak orang tua, tradisi makan tape bersama kerupuk emping ini sudah ada sejak mereka kecil dulu.