Puasa Ramadan dan Pembelajaran terhadap Arti Rasa Syukur
2. Menerima dengan ikhlas setiap pemberian dari ALLAH meskipun tidak banyak.
Sebagai manusia, kita tak luput dari rasa tidak puas atas segala nikmat ALLAH. Kita selalu merasa kurang dan berharap nikmat yang datang bertambah dan bertambah terus tanpa batas.
Perlu kita sadari bahwa perasaan-perasaan seperti ini muncul karena kurangnya rasa ikhlas dalam hati. Karena itu puasa datang untuk mengingatkan kita kembali atas segala kekeliruan kita ini.
Ya ibadah puasa datang untuk mengajarkan kita agar tidak banyak mengeluh dan menerima dengan ikhlas seberapapun nikmat yang diberikan ALLAH.
Sepiring nasi dan segelas air di waktu berbuka mengingatkan kita bahwa terhadap sesuatu yang kita anggap nilainya kecil itu sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi segala yang kita butuhkan. Karena itu tidak sepantasnya bila kita terus mengeluh dan mengatakan nikmat yang kita terima masih kurang. Bukankah ALLAH lebih tahu apa yang kita perlukan.
3. Banyak berbagi dengan sesama sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada ALLAH
Saat menjalankan puasa Ramadan, kita merasakan lapar dan dahaga yang menyiksa sekali di siang hari. Kalaulah boleh memilih, kita pasti memilih untuk tidak merasakannya. Tapi ALLAH memerintahkan kita untuk belajar dari rasa lapar dan haus tersebut.
Ya, dengan perantaraan rasa lapar dan dahaga selama berpuasa, ALLAH mengingatkan kita untuk memiliki rasa empati dan mau berbagi dengan orang-orang yang masih hidup berkekurangan.
Kita juga diingatkan bahwa pada sebagian rezeki yang kita terima pada dasarnya ada hak orang lain yang perlu untuk segera kita sampaikan.
Yang jelas, sedikit rasa lapar dan haus yang kita rasakan telah memberi tahu kita untuk mau berbagi sebagai perwujudan dari rasa terima kasih pada Sang Pemberi Rezeki
Bersyukur merupakan perintah ALLAH yang perlu kita jalankan. Dan ibadah puasa Ramadan hadir mengajak kita untuk merenung dan memahami arti dari kata syukur serta menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan kita.
(EL)
Yogyakarta, 11032024