Puasa Ramadan dan Pembelajaran terhadap Arti Rasa Syukur
" Tiada yang lebih membahagiakan selain melewatkan hari-hari dengan penuh rasa syukur "
" Sudahkah Anda bersyukur hari ini ?"
Bersyukur, kata yang satu ini sering kita dengar ataupun ucapkan. Tapi sudah mampukah kita memahami maknanya ? Sudahkah kita menjadikannya sebagai bagian dari hidup kita ?
Bersyukur, secara bahasa kata yang satu ini bermakna berterima kasih. Namun bila diperluas lagi bersyukur dapat diartikan sebagai pengakuan dan rasa terima kasih atas segala pemberian ALLAH.
Pengakuan artinya kita mengakui dengan sepenuh hati bahwa segala nikmat yang kita dapatkan di dunia ini semata-mata berasal dari pemberian ALLAH. Sebuah bentuk kasih sayang Sang Pencipta pada kita sebagai makhluknya.
Sedangkan berterima kasih bermakna memberi apresiasi pada setiap nikmat yang telah dianugerahkan pada kita. Yakni dengan merasa reda dan bahagia atas segala pemberian ALLAH, mengucapkan Alhamdulillah, mempergunakan nikmat dengan semestinya dan patuh serta tunduk pada semua perintah ALLAH.
Ibadah puasa yang diwajibkan di bulan Ramadan ini tidak hanya bermakna sebagai sebagai sebuah perintah ALLAH yang mesti ditunaikan, tetapi juga merupakan sarana bagi kita untuk belajar lebih banyak lagi tentang sebuah rasa syukur.
Ada tiga poin yang diajarkan puasa Ramadan sebagai bentuk manifestasi dari pembelajaran terhadap rasa syukur
1. Betapa selama ini kita telah dianugerahi nikmat yang luar biasa banyak oleh ALLAH
Sebagai manusia, tak jarang kita kehilangan rasa syukur. Meskipun nikmat yang kita terima sudah berlimpah-limpah, namun tetap saja sering muncul rasa tidak puas di dalam hati. Maka puasa Ramadan kemudian datang untuk mengingatkan kita bahwa sejatinya kita mendapatkan limpahan nikmat yang banyak sekali dari ALLAH.
Ya, ketika menjalankan ibadah puasa, baru kita bisa merasakan betapa berharganya sepiring nasi yang mampu mengobati rasa lapar dan segelas air yang berguna untuk menghilangkan rasa haus. Rasa lapar dan haus yang kita rasakan di siang hari telah menuntun kita untuk menyadari bahwa sepiring nasi dan segelas air yang kita anggap biasa saja itu pada hakikatnya bernilai luar biasa.
2. Menerima dengan ikhlas setiap pemberian dari ALLAH meskipun tidak banyak.
Sebagai manusia, kita tak luput dari rasa tidak puas atas segala nikmat ALLAH. Kita selalu merasa kurang dan berharap nikmat yang datang bertambah dan bertambah terus tanpa batas.
Perlu kita sadari bahwa perasaan-perasaan seperti ini muncul karena kurangnya rasa ikhlas dalam hati. Karena itu puasa datang untuk mengingatkan kita kembali atas segala kekeliruan kita ini.
Ya ibadah puasa datang untuk mengajarkan kita agar tidak banyak mengeluh dan menerima dengan ikhlas seberapapun nikmat yang diberikan ALLAH.
Sepiring nasi dan segelas air di waktu berbuka mengingatkan kita bahwa terhadap sesuatu yang kita anggap nilainya kecil itu sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi segala yang kita butuhkan. Karena itu tidak sepantasnya bila kita terus mengeluh dan mengatakan nikmat yang kita terima masih kurang. Bukankah ALLAH lebih tahu apa yang kita perlukan.
3. Banyak berbagi dengan sesama sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada ALLAH
Saat menjalankan puasa Ramadan, kita merasakan lapar dan dahaga yang menyiksa sekali di siang hari. Kalaulah boleh memilih, kita pasti memilih untuk tidak merasakannya. Tapi ALLAH memerintahkan kita untuk belajar dari rasa lapar dan haus tersebut.
Ya, dengan perantaraan rasa lapar dan dahaga selama berpuasa, ALLAH mengingatkan kita untuk memiliki rasa empati dan mau berbagi dengan orang-orang yang masih hidup berkekurangan.
Kita juga diingatkan bahwa pada sebagian rezeki yang kita terima pada dasarnya ada hak orang lain yang perlu untuk segera kita sampaikan.
Yang jelas, sedikit rasa lapar dan haus yang kita rasakan telah memberi tahu kita untuk mau berbagi sebagai perwujudan dari rasa terima kasih pada Sang Pemberi Rezeki
Bersyukur merupakan perintah ALLAH yang perlu kita jalankan. Dan ibadah puasa Ramadan hadir mengajak kita untuk merenung dan memahami arti dari kata syukur serta menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan kita.
(EL)
Yogyakarta, 11032024