Nostalgia Masa Kecil di bulan Ramadan bagi Generasi Bahagia
Setiap sumbangan yang diterima, disebutkan namanya dari siapa, dan pahalanya ditujukan buat siapa. Tradisi ini di langgar yang ada di kampungku terus dilakukan sampai beliau meninggal dunia.
Dan kami yang dulunya anak-anak, saat beliau meninggal sudah beranjak remaja. Dan tradisi meminta sumbangan makanan berbuka puasa tersebut kami yang melanjutkan. Saat itu saya menjadi guru Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang didirikan oleh remaja masjid dan Pemuda Anshor, organisasi kepemudaan dibawah Nahdatul Ulama (NU).
***
Berburu Lailatul Qadr
Ada mitos yang beredar di kampungku di bulan Ramadan itu ada lailatul qadr turun. Cerita itu dipercaya oleh anak-anak kebenarannya. Karena diceritakan oleh kakek dan nenek.
Dan banyak juga orang tua yang mempercayainya. Mitos Lailatul qadr tersebut adalah bila seseorang bertemu atau dituruni lailatul qadr, apapun yang dimintanya menjadi kenyataan.
Bila ingin uang, maka uang akan turun dari langit dengan seketika. Apapun yang disebutnya saat bertemu lailatul qadr tersebut menjadi kenyataan.
Hingga saya dan beberapa teman lainnya, suka begadang diteras rumah sambil menenteng radio nasional berharap dituruni lailatul qadr tersebut. Bahkan ada beberapa orang tua duduk-duduk diteras rumah sambil mengopi, menunggu lailatul qadr.
Lucu memang, lailatul qadr ditunggu layaknya menunggu durian runtuh dari langit. Setelah dewasa dan memahami apa yang dimaksud Lailatul qadr tersebut saya tersenyum sendiri dihati. Tapi kok banyak juga orang dewasa itu percaya dengan mitos-mitos tentang lailatul qadr. Karena tidak mau belajar, akibatnya percaya saja dengan cerita orang tua yang tidak tahu dari mana sumbernya.
Bermain Laduman
Laduman merupakan sebutan bahasa banjar untuk permainan dari bambu yang diisi dengan minyak tanah. Kemudian disulut dengan bilah bambu, dan ditutup dengan serbet tangan. Sehingga mengeluarkan suara yang nyaring layangnya meriam yang ditembakkan.