Nostalgia Masa Kecil di bulan Ramadan bagi Generasi Bahagia
Kami memainkannya secara bergantian. Saya termasuk mahir menembakkan meriam bambu tersebut. Biasa saya dan teman-teman bermain ditengah hutan rumbia yang berada didekat kampung.
Suara menggelegar ditengah hutan rumbia tersebut setiap meriam bambu tersebut tersulut minyak tanah yang menyembur dari lubangnya. Biar tambah nyaring, biasa ditambah campuran garam.
Pernah seorang teman ketika menyulut meriam bambu tersebut, tiba-tiba bambu panjang tersebut meledak. Dan menyemburkan api, sehingga membakar tubuhnya.
Namun kejadian tersebut tidak pernah membuat jera anak-anak di jaman dulu memainkannya. Tetap saja bila Ramadan tiba permaianan berbahaya tersebut dilakukan.
***
Berburu tanda tangan Imam Sholat
Ada kebiasaan saat bulan Ramadan dari guru Agama Islam mewajibkan anak-anak membuat buku catatan sholat di langgar dan masjid yang harus di tanda tangani oleh imam setelah sholat selesai.
Dulu buku tanda tangan imam tersebut selama bulan Ramadan dibuat sendiri. Berbeda dengan sekarang kebiasaan ini masih berjalan, hanya saja sudah dalam bentuk buku cetak. Dan buku tersebut memuat semua kegiatan yang bisa dilakukan selama bulan Ramadan.
Nanti diakhir Ramadan buku tersebut harus dikumpulkan. Dan diperiksa oleh guru Agama Islam yaitu Pak Maksum. Kini beliau sudah meninggal dunia. Semoga amal ibadah beliau diterima disisi-NYA.
Buku tanda tangan tersebut disodorkan setiap selesai mengikuti sholat berjamaah selama bulan Ramadan. Imam langgar atau masjid bakal diserbu setelah sholat berjamaah selesai. Kami berdesakan, mengelilingi imam.
Haji Mursyid, imam langgar di kampungku orangnya sangat ramah dan senang dengan anak-anak. Beliau tidak marah dan hanya tersenyum melihat kami berebutan minta tanda tangan. Beliau juga sudah tiada, sejak saya beranjak remaja.
***