Budi Susilo
Budi Susilo Lainnya

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Arti Finansial Sehat Menurut Pedagang Kecil

19 Maret 2024   13:08 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:12 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arti Finansial Sehat Menurut Pedagang Kecil
Bu Yanti penjual nasi uduk, lontong bumbu, dan gorengan (dokumen pribadi)

Bu Yanti penjual nasi uduk menghabiskan sebagian besar uang yang ada untuk berjualan. Keuntungan digunakan untuk membiayai hidup sehari-hari dan dikumpulkan demi bayar sewa di akhir bulan.

"Sekolah anak?"

Single parent tersebut memiliki satu putra, yang menempuh pendidikan di SD Negeri tidak jauh dari lokasi ia berjualan.

"Ada santunan dari Masjid Al-Istiqomah bagi anak yatim."

"Menghadapi Ramadan? Lebaran? Kan saat itu mestinya pengeluaran meningkat. Harga-harga naik dan kebutuhan bertambah."

Wanita berumur sekitar setengah abad itu menyiasati dengan cara berikut (saya ringkas):

  • Pengeluaran hanya untuk modal, kebutuhan pokok, dan sewa tempat. Tidak akan mengadakan makanan khusus untuk sahur dan berbuka. Makan dengan menu sehari-hari.
  • Akan menjual makanan untuk takjil yang kemungkinan besar diburu konsumen pada bulan Ramadan.
  • Ia tidak punya beban utang. Beberapa bulan sebelumnya telah melepaskan diri dari jeratan bangke. Bank keliling itu menerapkan tingkat bunga utang menyiksa nasabah.

Hanya itu yang dapat saya tangkap dari pembicaraan ngalor ngidul dengan Bu Yanti penjual nasi uduk, lontong bumbu, dan gorengan.

Jadi pemahaman finansial sehat versi seorang pedagang kecil adalah, punya penghasilan yang cukup untuk menutup kebutuhan modal pada hari itu, biaya hidup sehari-hari, dan sewa tempat. Satu lagi, tidak ada beban utang.

Sesederhana itu. Tidak selengkap teori yang telah disampaikan oleh para pakar keuangan.

"Menabung, merencanakan keuangan, dan semacamnya adalah soal susah. Yang penting bersyukur atas apa yang didapat", lanjutnya, "entar-entar, bapak jangan nanya yang susah-susah, ya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun