Tradisi Ang-pau Lebaran itu pemborosan (burn money)?
Dengan penjelasan sederhana dari perspektif sempit tentang tradisi ang-pau merupakan suatu budaya positif berdampak ekonomi. Tradisi angpau dan mudik merupakan leverage ekonomi negara untuk bisa memompa-gerakkan roda ekonomi di daerah untuk menyebar-sama ratakan ekonomi agar tidak bertumpu di kota-kota besar saja.
Adanya silaturahim untuk saling bermaafan juga merupakan budaya sebagai kekuatan sosial masyarakat yang menjadi benteng persatuan dan ketahanan bangsa dari ancaman pihak luar.
D. Penutup
Sebagai penutup, fenomena atas tradisi mudik dan angpau patut diberdaya-lestarikan. Hari raya Idul fitri dapat dikatakan sebagai momen rekonsiliasi ekonomi negara yang tak dimiliki negara lainnya sebagai pondasi keunggulan ekonomi kita.
Dan bisa menjadi refleksi bagi pengambil kebijakan bahwa kejadian mudik bukanlah menjadi ajang kemacetan (peningkatan kecelakaan) di berbagai daerah yang memusingkan aparat kepolisian atau dinas jalan raya dan pemerintah daerah. Namun banyak dampak positif lainnya yakni mengairahkan berbagai aktivitas ekonomi di daerah baik dari sektor perdagangan dan bisnis, pariwisata dan hotel, dsb.
Saya teringat pengalaman silam ketika negeti kita dilanda wabah virus Covid-19. Beberapa mall-mall atau gedung/ruko pertokoan nyaris sepi dan menampilkan suasana seram karena berisi hantu-hantu di siang bolong layaknya.
Namun kini apa yang terjadi dengan mall atau gedung pertokoan?. Para hantu mulai bersungut dengan mengangkat kopernya untuk kembali ke pohon-pohon besar atau hutan belantara tempat asalnya, karena sudah terisi dengan orang-orang yang sibuk kembali beraktivitas bisnis dan berbelanja kembali. Mulai terlihat seringai senyum bahagia para penjaga toko, satpam atau petugas parkir dari kondisi sebelumnya merengut kusut karena menganggur atau di-rumahkan.
Bekasi, 22 April 2023
#Selamat IdulFitri1444H
#MohonMaafLahir&Bathin
#Mudik&AngpauPenggerakEkonomi