Dan Ramadan pun Segera Berlalu
Kita tahu pengembara itu benar, tetapi kita sering lupa. Kita sering bersikap rumah itu adalah milik kita, bukan tempat kita sekedar menginap, padahal rumah kita hanyalah tempat kita menyebrang menuju keabadian yang hakiki. Tapi kita sering lupa dan lalai.
Semua yang bernyawa pasti akan berjumpa dengan ajalnya. Kematian pasti menjadi tamu yang tidak mungkin ditolak. Hidup terasa sangat sederhana, berjalan sangat cepat, tanpa kita sadari usia bertambah, jalan yang kita tempuh dengan segala suka-dukanya akhirnya berujung ke rumah kematia.
Kita semua akan mati. Tubuh kita yang sangat kita manjakan akan dikubur di tanah, lalu cacing-cacing tanah yang lapar akan menyantapnya. Hidup sangat singkat, hanya seperti menunggu ajal menjemput. Kata seorang penyair "Sekali berbakti, sesudah itu mati."
Ingat Allah berfirman :
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS Ali Imron 185)
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya ( QS Al-Munafiqun 11)
Nabi Muhammad yang mulia mengajari kita untuk hidup di dunia seperti orang asing, artinya hati kita tidak tertambat pada dunia atau kita seperti orang yang menyeberang jalan.
Kita hanyalah musafir yang menyeberang, dunia hanyalah tempat penyebrangan ke negeri abadi. Kemuliaan yang sejati bukan di dunia fana ini, tetapi kemuliaan yang sejati ada di negeri akherat. Begitu pula kehinaan yang sejati bukanlah di dunia ini, tetapi kelak di negeri akherat yang kekal kehinaan sejati. Dan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (QS Al-A'laa )
Dan Ramadanpun akan berlalu. Hanya kita yang harus berjuang agar Ramadan yang berlalu itu memberikan makna bagi hidup kita.